Liputan6.com, Blora Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan Bandara Ngloram Blora diusulkan berganti nama menjadi Bandara Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Republik Indonesia. Usulan nama itu berasal dari Bupati Blora, Arief Rokhman.
“Ini ada nama diusulkan oleh Bupati, Abdurrahman Wahid (atau) Gus Dur. Saya setuju,” kata Ganjar saat kunjungan kerja ke Blora sekaligus mengecek penanganan COVID-19 di daerah tersebut.
Ganjar menegaskan soal penamaan, dirinya mendukung penuh usulan dari tuan rumah sebagai pemilik. Ganjar sendiri menyebut soal pembebasan lahan yang dikerjakan oleh Pemprov juga telah selesai.
Advertisement
“Dari Pemprov sudah beres. tinggal nunggu berita acara persiapan hibah. Jadi kita yang membebaskan sudah selesai semua kita biayai terus kita hibahkan. Nah itu drafnya udah ada tinggal saya teken aja,” katanya.
Di sisi lain, Ganjar juga berterima kasih karena Bupati Blora bergerak cepat dengan menghubungi maskapai penerbangan. Menurutnya, sudah ada dua yang akan tinggal landas di Bandara tersebut.
“Kita siapkan biar nanti bisa segera kita ujicoba untuk operasional seperti yang di Purbalingga dan pak Bupati juga sudah mengambil inisiatif bekerja sama dengan beberapa kabupaten, Bojonegoro Tuban, Rembang, nah nanti kita bicara skema-skema pembiayaan ini udah siap. Termasuk bagaimana memenej detailnya malah pak bupati sudah siapin lebih operasional lagi, mudah-mudahan ini bisa segera jalan,” jelasnya.
Progres Pembangunan Bandara Ngloram
Progres pembangunan Bandara Ngloram, kata Ganjar saat ini telah mencapai 85 persen untuk terminal. Sedangkan untuk aksesnya baru dimulai. Namun, akses Bandara Ngloram diuntungkan karena dekat dengan stasiun kereta api.
“Kalau pembangunan terminal sudah 85 persen, jaln akses baru dimulai. Tapi kan beruntung itu karena belakangnya ada stasiun, sehingga nanti koneksinya ke kereta api,” tandasnya.
Sebagai informasi, Pembangunan terminal Bandara Ngloram, di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dikebut dan ditargetkan rampung pada 2021. Bandara yang terletak di ujung timur Jateng itu diharapkan membuka aksesibilitas ke Blora dan sekitarnya serta mendongkrak ekonomi daerah.
Bandara Ngloram, yang tidak aktif selama 34 tahun, sebelumnya dikhususkan mendukung industri minyak dan gas di Cepu dan sekitarnya. Pada 2018, aset milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral itu dialihkan ke Kementerian Perhubungan untuk dijadikan bandara umum. Landas pacu bandara tersebut kini 1.500 meter, dengan lebar 30 meter.
(*)
Advertisement