Sukses

4 dari Ratusan Orang Diduga Simpatisan Rizieq Shihab di PN Jaktim Reaktif Covid-19

Polisi mengamankan ratusan orang diduga sebagai simpatisan Rizieq Shihab.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengamankan ratusan orang diduga sebagai simpatisan Rizieq Shihab. Mereka diamankan, karena hendak memaksa untuk datang ke sidang kasus tes swab RS Ummi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (24/6/2021) hari ini.

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan menyampaikan pihaknya mengamankan 277 orang yang ingin datang ke sidang Rizieq Shihab. 

152 orang di antaranya digelandang ke Mapolrestro Jakarta Timur, 100 orang ke Mapolda Metro Jaya, dan 21 orang ke Mapolsek Cakung.

"Yang diamankan adalah yang tadi malam, dini hari, sampai tadi pagi jam 09.00 WIB. Itu ada 152 di Polres sisanya ada 100 lebih di Polda, dan ada 21 di Polsek Cakung," kata Erwin di flyover Pondok Kopi.

Mereka yang diamankan polisi ternyata kedapatan membawa sejumlah senjata tajam hingga ketapel.

Tak hanya itu, polisi juga langsung menggelar tes antigen dan menemukan sebanyak empat orang dari masa yang diduga simpatisan Rizieq Shihab itu dikonfirmasi reaktif Covid-19.

"Ini kami lihat ada yang bawa sajam dan ketapel satu orang, sebagian kita antigen, empat orang reaktif di polres, ini masi kita coba cek, kami tangani bersama satgas Covid," ujar Erwin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sweeping

Pantauan Merdeka, pukul 08.55 WIB, puluhan simpatisan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan telah diamankan polisi yang berjaga di depan jalan pengadilan.

Para simpatisan yang datang menggunakan mobil tersebut, rata-rata menggunakan pelat nomor kendaraan luar Jakarta. Polisi men-sweeping mereka dengan mengecek seluruh bagian dalam mobil dan mengumpulkan mereka di area parkir Gedung Balai Lelang Tribik.

Setidaknya, selama operasi yang sudah dimulai sejak pagi, sudah puluhan masa dan mobil simpatisan Rizieq diberhentikan personel gabungan ketika hendak melintas ke di Jalan Dr Sumarno, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

 

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka