Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengungkapkan bahwa selama pandemi Covid-19 dan sekolah secara tatap muka dihentikan, anak-anak semakin rentan perundungan di dunia maya.
"Pandemi yang memaksa anak-anak kita belajar dari rumah membuat mereka semakin rentan dengan perundungan di dunia maya. Ini adalah satu tantangan besar yang harus kita sadari hadapi dan kita temukan solusinya sebagai masyarakat digital," kata Nadiem dalam acara Penekenan Kerja Sama antara Twitter dengan Kemendikbudristek, Kamis (24/6/2021).
Mengutip data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Nadiem mengatakan, terdapat kenaikan yang signifikan dalam perundungan daring pada pelajar sejak tahun 2011 sampai 2019. Angkanya mencapai 2.473 orang.
Advertisement
"Masih banyak perilaku negatif yang terjadi di sosmed seperti penyebaran hoaks, perundungan, dan kekerasan berbasis gender online. Dan yang membuat saya prihatin tidak sedikit perilaku negatif di medsos yang melibatkan pelajar," paparnya.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Dorong Belajar Aman dan Kondusif
Untuk itu, mantan Bos Gojek Indonesia itu, mendorong agar anak-anak di Indonesia dapat belajar dengan aman dan kondusif. Baik saat belajar di rumah, maupun saat belajar di ruang siber seperti yang selama ini dilakukan saat pandemi.
"Kemendikbudristek melalui kebijakan Merdeka Belajar bertekad mendorong terciptanya lingkungan belajar yang suportif agar anak-anak Indonesia bisa belajar dengan aman dan nyaman. Tidak hanya di sekolah dan dalam kelas, tetapi juga di dunia maya," tandas Nadiem.
Advertisement