Liputan6.com, Jakarta - Penggagas Gerakan Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko, mengajak para generasi muda agar berpikir seperti Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Sukarno atau Bung Karno.
"Untuk menghadapi berbagai tantangan era sekarang, anak muda Indonesia harus belajar seperti Bung Karno belajar, dan berpikir seperti Bung Karno berpikir," kata Budiman dalam Episode 25 Talk Show and Music Bung Karno Series bertema ‘Cita dan Asa Bung Karno pada Sains’, yang ditayangkan di saluran YouTube Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDIP, Jumat (25/6/2021).
Menurut dia, Bung Karno merupakan sosok ilmuwan yang sangat pintar. Selain menempuh pendidikan tinggi sebagai seorang arsitek, Bung Karno juga dianugerahi 26 doktor honoris causa, dengan rincian 17 gelar doktor kehormatan dari universitas luar Negeri dan sembilan kampus dalam negeri.
Advertisement
Bung Karno, kata Budiman, memiliki dasar keilmuan arsitek, tetapi pengetahuannya tentang politik, filsafat dan ilmu lain sangat bisa diperhitungkan. "Bung Karno bukan sekadar pembelajar ilmu, tetapi ia juga merupakan sumber ilmu itu sendiri," ujarnya seperti dilansir Antara.
Politikus PDIP itu mengaku sudah mengetahui dan mempelajari jalan pikiran Bung Karno sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
"Guru pertama saya untuk berpolitik adalah Bung Karno. Demikian juga Bung Karno merupakan guru ekonomi, sejarah dan filsafat saya. Dari proses belajar ini saya mengetahui, bukan hanya belajar tentang pemikiran Bung Karno, tetapi yang menjadi bekal saya adalah cara berpikir Bung Karno," tutur Budiman.
Kata dia, pola berpikir Bung Karno bukan hanya berdasarkan teks, tetapi juga harus dilihat setiap konteksnya. Selain itu, hal yang selalu diingat Budiman adalah kata-kata Bung Karno, "Jangan warisi abunya, warisilah apinya".
"Artinya kalau kita ingin belajar dari Bung Karno, yang paling menarik adalah cara berpikirnya, bukan sekadar isi pikirannya," tutur Budiman.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pemikir Lintas Ilmu
Menurut Budiman, belajar tentang Bung Karno adalah belajar tentang cara berpikir filosofis, saintifik dan historis karena beliau belajar dari mata air ilmu pengetahuan yaitu filsafat. Dari filsafat ke matematika, ke hard science, kemudian ke sosial humaniora.
"Proses itulah yang membuat Bung Karno memiliki visi yang tidak banyak dipunyai pemuda Hindia Belanda, yaitu mengimajinasikan suatu bentuk negara republik di wilayah Nusantara yang belum pernah ada," ucap Ketua Pelaksana atau CEO program riset teknologi ‘Bukit Algoritma’ di Sukabumi, Jawa Barat, ini.
Bung Karno adalah pemikir lintas ilmu yang membuat pola pikirnya masih bisa relevan dengan masa sekarang. "Ambil apinya bukan abunya menjadi relevan. Yang harus diambil dari Bung Karno merupakan semangatnya. Untuk saat ini bukan lagi zamannya untuk mengkotak-kotakkan keilmuan, apakah dia biologi, politik, dan lain-lain," papar Budiman.
Dia pun menggarisbawahi bahwa Bung Karno merupakan seorang guru untuk mempelajari lintas ilmu secara saintifik yang filosofis dan sesuai dengan ruang waktu sejarahnya.
Perbincangan ditutup dengan kesimpulan bahwa Bung Karno bukanlah sosok yang hanya mencari pengetahuan, melainkan menjadi teknologi untuk menyampaikan apa yang ia pelajari dari perilaku-perilakunya.
"Bagi saya, ilmu pengetahuan itu hanyalah berharga penuh jika dipergunakan untuk mengabdi kepada praktik hidupnya manusia, atau praktik hidupnya bangsa, atau praktik hidupnya dunia kemanusiaan," demikian Budiman Sudjatmiko menandaskan.
Advertisement