Liputan6.com, Jakarta Akademisi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menganggap wajar pemanggilan pihak rektorat terhadap jajaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI sebagai buntut unggahan meme Jokowi: King of Lip Service pada Minggu (27/6/2021) petang.
Hal itu disampaikannya dalam acara debat terbuka dengan Delpedro Marhaen dari Blok Politik Pelajar, yang disiarkan secara daring pada Senin (28/6/2021) malam.
"Ya (demokrasi UI) baik-baik saja. Dipanggil hari Minggu jam 5 sore, saya gak tahu nih militansi mahasiswa sekarang kaya gimana sih? Dipanggil jam 5 sore oleh rektorat itu masalah?" tanya Ade.
Advertisement
Sementara itu, Delpedro justru mempertanyakan soal urgensi pemanggilan tersebut. Menurutnya mengapa pihak UI seserius itu merespons postingan BEM UI sehingga harus memanggil jajaran BEM UI untuk diminta mengklarifikasi postingannya. Padahal Minggu merupakan hari libur.
"Yang dipertanyakan justru militansi rektornya, kenapa rektor begitu militan memanggil mahasiswa jam lima sore hari Minggu? Apa urgensinya? Apa daruratnya, di situ sampai disebutkan dalam undangannya darurat," tegasnya.
Ade menyebut BEM UI manja lantaran hanya dimintai klarifikasi saja sudah mengeluh.
"Itu sih manjalah BEM, masa BEM kaya gitu, cemen banget," cetusnya.
Delpedro juga mengkritisi kebebasan akademik selama Pemerintahan Jokowi. Ia memandang selama ini kerap terjadi pembrangusan terhadap diskusi-diskusi yang dianggap bertentangan dengan kepentingan rezim. Ia mencontohkan pembubaran sebuah diskusi di sebuah kampus di Bandung, Jawa Barat saat tengah membahas isu Papua.
"Dibubarkan oleh ormas dan kepolisian, sampai diteror. Dan itu gak terjadi saat itu doang, beberapa kasus banyak. Ini Mas Ade Armando mengatakan orang tidak pintar, sementara wawasannya lockdown gitu," tegasnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
King of Lip Service
Pro kontra soal meme yang diunggah BEM UI mencuat lantaran dalam konten berupa gambar tersebut menyebut bahwa Jokowi sebagai King of Lip Service. Buntut dari unggahan ini jajaran BEM UI dipanggil oleh pihak rektorat pada Minggu (27/6/2021) petang.
Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengatakan, dalam pemanggilan itu, pihaknya ditanya oleh rektorat apakah bisa menghapus postingan meme soal Jokowi tersebut.
"Kemudian pihak rektorat juga bertanya, apakah bisa postingan tersebut takedown? Kami menyatakan tidak mungkin atau tidak bisa," ujar Leon kepada Liputan6.com, Senin (28/6/2021).
Menurut Leon, pihak kampus tak menjelaskan alasan ihwal permintaan untuk menurunkan postingan tersebut. Setelah itu, pihak rektorat menjelaskan ke jajaran BEM UI bakal membahas hasil pertemuan itu ke level atas.
"Kemudian pihak rektorat menyampaikan bahwa akan membahas hasil klarifikasi dari kami kepada tingkat universitas," ujar dia.
Selain ditanya soal itu, di sana Leon dan rekannya juga diminta untuk mengklarifikasi maksud dan tujuan meme tersebut. Di hadapan pihak rektorat, Lenon menerangkan bahwa maksud unggahan itu adalah untuk mengkritik ucapan Jokowi supaya bisa seimbang dengan kebijakannya.
"Kami jelaskan tujuan kami itu untuk mengkritik agar Pak Jokowi bisa memastikan bahwa pernyataan-pernyataan Beliau sesuai dengan realita di lapangan pada pelaksanaannya," ujar Leon.
Â
Advertisement