Sukses

Prabowo: Kalau Beli Pesawat F15, Sukhoi, Rafale, Datangnya 6 Tahun Lagi

Prabowo menjelaskan pembelian alutsista membutuhkan perencanaan yang panjang. Sehingga dalam waktu menunggu sampai enam tahun itu, Indonesia tetap akan mendapatkan ancaman.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bercerita tentang proses pembelian alutsista. Dia mengatakan proses pembelian pesawat canggih tidak bisa langsung didapatkan setelah melakukan penandatanganan kontrak pembelian.

"Tidak ada alat perang langsung datang setelah kita beli. Kalau punya uang lalu beli pesawat sebut F 15, Sukhoi 35, Rafale Perancis, kita tanda tangan datangnya enam tahun lagi, mungkin pesawat pertama bisa didapat waktu tiga tahun. Mungkin kita punya satu dua skuadron baru enam tahun lagi," ungkapnya saat memberikan sambutan dalam diskusi virtual, Jumat (9/7/2021).

Dia menjelaskan pembelian alutsista membutuhkan perencanaan yang panjang. Sehingga dalam waktu menunggu sampai enam tahun itu, Indonesia tetap akan mendapatkan ancaman.

"Enam tahun menunggu kalau ada ancaman gimana? Ya mudah-mudahan enggak ada ancaman. Kita berharap tidak terjadi ancaman atau invasi," jelasnya.

Sebelumnya Prabowo menjelaskan anggaran belanja pertahanan RI hanya 0,8% dari PDB negara saat ini. Sementara negara-negara lain seperti Singapura, India mendapatkan 2,4%-3%, tetapi dia yakin dengan anggaran tersebut bisa membela dan menjaga kekayaan laut dan bumi Indonesia.

"Sebagai perbandingan saya rencananya 25 tahun kita akan menggunakan PAGU 0,8% dari GDP kita. Sementara negara tetangga di atas itu, sebut Singapura 3% dari GDP, India, 2,4%, Indonesia hanya 0,8%. Tapi kalau dikelola dengan baik kita bisa lumayan kuat. Untuk membela NKRI, bumi dan laut kita jaga itu," kata Prabowo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tak Butuh Kapal Canggih

Dia mengatakan saat ini Indonesia tidak butuh kapal yang canggih. Sebab tidak ada niatan untuk menjajah bangsa lain. Prabowo juga mengatakan budget militer India 2,4% dari PDB negara, Singapura 3,1 %, Thailand 1,3%, Vietnam 0,8%, dan Australia 1,9%. Tetapi dari APBN kata Prabowo anggaran belanja militer Indonesia hanya 5%, beda dengan Singapura yang mencapai 30% untuk pertahanan negara.

"Kita 0,8% JDP. APBN kita enggak sampai 5% dari APBN kita. Singapur 30% dari APBN Singapur untuk pertahanan," bebernya. 

Reporter : Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka