Sukses

Zulkifli Hasan: Saya Terpukul Mendengar Kabar Meninggalnya KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengungkapkan kenangan dan kesedihannya atas meninggalnya ulama Betawi, KH Abdul Rasyid Abdullah pada Sabtu (10/7/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengungkapkan kenangan dan kesedihannya atas meninggalnya ulama Betawi, KH Abdul Rasyid Abdullah pada Sabtu (10/7/2021).

Zulkifli menyebut Abdurrasyid merupakan ulama kharismatik dan pimpinan Pondok Pesantren Asy Syafiiyah.

"Pandemi ini tak henti membawa kabar duka. Tetapi yang membuat kita lebih bersedih adalah perginya para ulama, pewaris para Nabi yang senantiasa membimbing kita untuk istiqomah di jalan-Nya. Sore ini saya begitu terpukul mendengar kabar meninggalnya KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’ie," kata Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulis.

Selain itu, Zulkifli Hasan mengaku Abdul merupakan sosok guru panutan dan menginspirasi masyarakat. Selain, kata dia, pimpinan pondok pesantren itu juga dikenal gigih dalam berdakwah.

"Peduli pada sesama dan memiliki kecintaan yang besar pada bangsa dan negara ini. Sebagai murid-muridnya, kini tugas kita melanjutkan perjuangan beliau," jelas dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Meninggal Dunia Sore Tadi

Sebelumnya, KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i meninggal dunia pada Sabtu (10/7/2021). Tokoh dan ulama kharismatik Betawi itu mengembuskan napas terakhir pada pukul 17.38 WIB.

"Telah berpulang ke Rahmatullah. Guru kami orang tua kami KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i petang ini jam 17.38. Mohon doa dari kawan-kawan semua untuk beliau," demikian kabar duka tersebut diterima Liputan6.com, Sabtu (10/7/2021).

KH Abdurrasyid Abdullah Syafi'i adalah salah satu putra dari KH Abdullah Syafi'i atau dikenal sebagai Kiai Dulloh. Ayahnya, merupakan seorang pendiri dan pengasuh pertama dari Perguruan as-Syafi'iyah di Jakarta.

Abdurrasyid Abdullah Syafii juga merupakan adik dari almarhum Ustazah Hj Tuty Alawiyah, yang merupakan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan pada tahun 1998 hingga tahun 1999 pada Kabinet Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan.