Liputan6.com, Jakarta - Petugas TNI Polri berhasil mengevakuasi jenazah dua anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buron. Hanya saja, proses identifikasi mengalami kendala lantaran kondisi jasad yang mengalami pembusukan.
Wakasatgas Humas Operasi Madago Raya AKBP Bronto Budiyono menyampaikan, kedua jenazah anggota MIT diterbangkan ke Palu dengan helikopter Super Puma milik TNI yang diperbantukan dari Makassar pada Rabu, 14 Juli 2021.
Baca Juga
"Instalasi jenazah Rumkit Bhayangkara Palu pada pukul 15.30 Wita telah menerima dua jenazah DPO teroris Poso dari Koopsgabsus TNI dan Satgas Madago Raya," tutur Bronto dalam keterangannya, Kamis (15/7/2021).
Advertisement
Menurut Bronto, Tim DVI dan Inafis Polda Sulteng sudah berupaya maksimal untuk mengetahui identitas kedua jenazah.
"Karena kondisi jenazah sudah membusuk sehingga sulit dikenali," jelas dia.
Lebih lanjut, petugas medis sudah melakukan pembuktian lewat pengambilan sidik jari. Hanya saja, masih tetap memerlukan bukti pendukung berupa tes DNA.
Untuk itu, diharapkan adanya sikap kooperatif dari keluarga kedua jenazah agar bisa segera diambil sampel DNA demi mempercepat proses identifikasi. Polisi pun memutuskan untuk mempercepat proses pemakaman dua anggota MIT itu sesuai syariat Islam lantaran kondisi jenazah tersebut.
"Kapolda Sulteng selaku Penanggung Jawab Kebijakan Operasi Madago Raya mengharapkan kepada DPO teroris Poso yang masih di gunung untuk dengan sukarela menyerahkan diri agar tidak ada korban lagi," Bronto menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kontak Senjata dengan MIT
Sebelumnya, Panglima Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabssus) Tricakti Mayjen TNI Richard Tampubolon membeberkan situasi saat kontak senjata antara timnya dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parimo, Provinsi Sulteng.
Awalnya, Tim Tricakti yang dipimpin Lettu Inf David Manurung dari satuan Kopassus menyusup ke lokasi persembunyian dan camp teroris dengan mengandalkan unit kecil kekuatan lima orang. Mereka melewati medan sulit hingga hutan lebat.
Tim mengendus jejak yang ditinggalkan kelompok MIT sampai dengan titik aman melakukan penyergapan.
"Tim Tricakti berhasil mendekati camp kelompok teroris MIT secara senyap dan penuh kerahasiaan, bahkan seluruh anggota Tim harus merayap ke sasaran sejauh 500 meter sejak pukul 22.00 WITA tadi malam sampai dengan penyergapan pukul 03.00 WITA," tutur Richard dalam keterangannya, Minggu (11/7/2021).
Sekitar jarak 5 meter dari posisi pengintaian, Richard melanjutkan, camp teroris MIT terlihat meski samar lantaran kondisi cuaca gelap disertai hujan. Ada lima anggota kelompok MIT Poso yang sedang beristirahat.
Setelah yakin target yang diintai merupakan anggota MIT, tim langsung membuka tembakan demi melumpuhkan anggota kelompok MIT tersebut.
"Dalam peristiwa penyergapan pagi ini ada sekitar lima orang kelompok teroris MIT sedang beristirahat, dengan tewasnya dua orang tersebut (Rukli dan Ahmad Panjang) diduga ada juga yang melarikan diri," jelas dia.
Tiga anggota MIT lainnya yang diyakini terluka kemudian melarikan diri dengan memanfaatkan situasi gelap menuju tengah hutan. Pengejaran pun masih terus dilakukan petugas.
"Saat ini juga sedang menunggu evakuasi udara oleh Pilot Tempur Helly Caracal TNI AU, namun hingga saat ini evakuasi masih terhalang cuaca yang berkabut di lapangan serta medan dengan vegetasi lebat dan tertutup sehingga menyulitkan proses evakuasi," Richard menandaskan.
Â
Advertisement