Liputan6.com, Jakarta Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, Arifin Junaidi, mengkritik kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam pendidikan selama pandemi Covid-19 yang dianggapnya tidak jelas.
Hal ini disampaikannya dalam acara Ngobrol Pendidikan yang disiarkan kanal NU Channel, Jumat (16/7/2021).
Baca Juga
"Kondisi Covid-19 yang seperti ini, semakin bertambah berat dirasakan oleh kalangan pegiat pendidikan karena kebijakan dari Menteri Pendidikan yang baru ini nggak jelas. Lebih banyak membuat bingung kita semua," kata Arifin.
Advertisement
Dia menilai Indonesia bukan hanya menghadapi ancaman lost generation dalam pendidikan, melainkan pula education death jika pihak-pihak terkait masih belum mampu menyusun strategi mengefektifkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 ini.
"Langkah ini dipandang sangat penting karena jika tidak ada persiapan matang, maka dimungkinkan akan terjadi lost generation atau bahkan education death atau kepunahan pendidikan, artinya pendidikan sebagai proses pembelajaran tidak hadir secara nyata atau bahkan punah sama sekali," kata Arifin.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan rekrutmen CPNS untuk formasi guru tetap ada. Guru honorer dan lulusan profesi guru bisa mendaftar melalui PPPK.
Harus Ada Momentum
Arifin mengatakan, Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masa pandemi Covid-19 saat ini dapat dijadikan momentum untuk kebangkitan pendidikan di Tanah Air.
Asalkan seluruh pihak, bukan hanya Kementerian yang menaungi Nadiem Makarim, akan tetapi juga pihak lain turut bahu membahu untuk mendongkel sejumlah penghalang pembelajaran selama pandemi Covid-19.
"Mencerdaskan dan membuat bangsa ini berkarakter itu bukan hanya tugas Kemendikbudristek, apalagi di masa Covid-19. Masalah koneksi internet misalnya menjadi (tanggung jawab) Kementerian komunikasi dan Informatika," kata dia.
Advertisement