Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) menemukan fakta bahwa mayoritas publik setuju dengan program vaksinasi Covid-19 yang tengah dilakukan pemerintah.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam rilis hasil survei LSI yang dilakukan secara daring, Minggu (18/7/2021).
"Umumnya hampir 90 persen, 85 persen itu setuju dengan program vaksinasi. Ini hal yang saya kira bagus, yang tidak setuju sedikit kisaran 10 persen," ucap Djayadi, Minggu (18/7/2021).
Advertisement
Menurut dia, tren tersebut merupakan gejala dukungan publik terhadap upaya penanggulangan wabah virus corona yang mesti terus dipupuk.
Akan tetapi, Djayadi melanjutkan, meskipun mayoritas publik setuju dengan program vaksinasi Covid-19, namun LSI menemukan bahwa masih banyak responden yang tidak mempercayai vaksin dapat mencegah masyarakat terinfeksi Covid-19.
"Ada 24 persenan yang masih tidak percaya. Baru sekitar 68,6 persen yang percaya bahwa vaksinasi itu akan mencegah penularan Covid-19. Ini mungkin jadi PR untuk dikampanyekan lebih jauh oleh para pemangku kepentingan," beber dia.
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Survei LSI
Djayadi mengatakan, survei itu dilakukan pada 20-25 Juni 2021 dengan mewawancarai responden melalui telepon.
Responden adalah mereka yang telah terpilih secara acak berdasarkan survei nasional yang dilakukan LSI sejak tiga tahun terakhir.
"Ada 7.477 responden yang kami telepon dan yang berhasil diwawancarai itu ada 1.200 responden," ucap dia.
Ia memastikan bahwa sampel survei terdistribusikan secara proporsional mulai dari segi gender, wilayah, usia, agama, dan juga etnis.
"Mungkin ada beberapa yang kurang proporsional karena survei melalui telepon misalnya soal tingkat pendidikan dan lainnya. Tapi secara umum sampel ini menggambarkan karakteristik populasi secara nasional," pungkas Djayadi.
Advertisement