Sukses

Pemerintah Pastikan Tidak Ada Efek Samping Berat Vaksinasi COVID-19

Menurut riset LSI tersebut, orang yang tidak bersedia, setengahnya karena alasan vaksin COVID-19 takut dengan efek sampingnya.

Liputan6.com, Jakarta Koordinator Komunikasi Publik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Arya Sinulingga mengatakan sampai saat ini (20/7/2021), sudah lebih dari 58 juta dosis vaksin COVID-19 yang disuntikkan ke masyarakat. Dari jumlah sebanyak itu, ia memastikan belum ditemukan adanya efek samping berat yang dialami oleh penerima vaksin. 

"Kan sudah jutaan orang yang divaksinasi, namun Komnas KIPI hingga saat ini belum melaporkan adanya penerima vaksin yang mengalami efek samping berat. Itu sudah menjadi bukti kuat bahwa vaksin COVID-19 aman,” jelas Arya dalam keterangan tulis, Rabu (21/7/2021).

Hal itu merespons temuan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menemukan ada sekitar 80 persen masyarakat belum divaksinasi. Sebanyak 63,6 persen dari orang yang belum divaksinasi menyatakan bersedia dan 36,4 persen menyatakan tidak bersedia. 

Menurut riset LSI tersebut, orang yang tidak bersedia, setengahnya karena alasan vaksin COVID-19 takut dengan efek sampingnya.

Terpisah, Ketua Komnas PP Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Dr dr Hindra Irawan Satari, Sp. A(K), M. TropPaed memastikan, tidak ada kasus fatal yang terkait langsung dengan vaksinasi. Menurutnya, gejala pasca vaksinasi merupakan reaksi alamiah tubuh dalam proses membentuk antibodi.

Gejala yang kerap terjadi pasca vaksinasi seperti demam, mual, pusing, nyeri otot, ngantuk, kemerahan, hingga gatal.

"Tubuh memberikan respons, dia tergugah membentuk kekebalan," ujar Prof Hindra.

Dia menyarankan, untuk mengantisipasi gejala tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum vaksinasi.

"Pastikan dalam keadaan sehat dan bahagia," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Jamin Vaksin Aman

Prof Hindra menjamin, vaksin aman bagi masyarakat. Komnas KIPI pun terus memantau, mengkaji, dan merekomendasikan apakah vaksin itu aman atau tidak bagi masyarakat. Kalau aman, pihaknya rekomendasikan untuk program vaksinasi nasional. Dan itu dipantau dan dikaji tiap hari.

"Saat ini lebih baik divaksinasi daripada tidak dan vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia ketika kita akan divaksinasi," pungkasnya.