Liputan6.com, Jakarta Selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) pasien Covid-19, baik Rumah Sakit (RS) maupun Rumah Isolasi Terkonsentrasi (RIT) di Kota Tangerang mengalami penurunan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dr Liza Puspadewi mengungkapkan diakhir Juni keterisian tempat tidur Covid-19 mencapai 93%.
Advertisement
"Data per 20 Juli, tingkat keterisian tempat tidur covid-19 dari 32 RS turun menjadi 85,83%. Sedangkan kapasitasnya, dari 1.834 tempat tidur dan 170 ICU, terisi 1.567 tempat tidur dan 153 ICU," ungkap dr Liza, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (21/7).
Ia pun menjelaskan, untuk penurunan keterisian tempat tidur RIT diakhir Juni mencapai 100% hingga pasien harus melakukan waiting list. Sedangkan data terkini, kata dr Liza, tingkat keterisian tempat tidur RIT hanya 48,97%. Terinci, tujuh RIT yang dioperasionalkan dengan kapasitas 434 tempat tidur, hanya terisi 179 tempat tidur atau kosong 255 tempat tidur.
"Penurunan ini, selain kasus yang mulai menunjukkan penurunan secara perlahan, juga dikarenakan banyak pasien OTG yang memilih untuk isolasi mandiri di rumah saja. Mereka lebih nyaman di rumah sendiri, banyak juga karena mereka isolasinya se-keluarga. Selain itu, di rumah juga sudah dikirim obat-obatan oleh Puskesmas, dan bantuan permakanan setiap hari oleh satgas covid-19 setempat,” jelas dr Liza.
Ia pun mengimbau, kabar baik ini harus disertai dengan peningkatan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes). Diharapkan, keterisian tempat tidur baik di RS maupun RIT bisa terus menurun, hingga 20% seperti belum lebaran.
"Jangan sampai lengah, karena penanganan ini butuh komitmen kuat semua elemen tanpa terkecuali. Sehingga, kondisi Covid-19 di Kota Tangerang bisa dikendalikan dengan kondisi aman. Ayo terus bekerjasama, bahu-membahu, untuk pengendalian Covid-19. Kota Tangerang sehat, ekonomi kembali pulih," tutupnya.
(*)