Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut persentase kasus positif Covid-19 atau positivity rate di Jakarta menunjukan adanya penurunan.
Namun, dia berharap ini tak dijadikan indikator dalam menentukan puncak Covid-19 gelombang kedua telah terlewati.
Baca Juga
Menurutnya, untuk menentukan Jakarta telah melewati puncak gelombang kedua Corona butuh waktu hingga beberapa hari ke depan.
Advertisement
"Karena ini berbeda dengan aliran arus lalu lintas yang bisa diprediksi perjamnya. Kalau ini waktunya perlu mingguan. Saya mohon kepada teman-teman untuk jangan kemudian menyimpulkan sudah lewat puncak (kasus Covid-19), karena nanti itu baru minggu-minggu depan baru kita simpulkan itu," kata Anies dalam diskusi virtual, Minggu (25/7/2021).
Dia menyebut, positivity rate di DKI Jakarta menunjukan penurunan. Di mana, angkanya sempat mencapai 43 persen pada 13 Juli 2021.
Persentase tersebut mulai menurun menjadi 41 persen pada 16 Juli 2021, dan menjadi 36 persen pada dua hari berikutnya.
"Lalu turun menjadi 28 persen di tanggal 21 Juli, dan hari ini, per-kemarin (24 Juli 2021) itu angkanya 24 persen. Jadi ada trend positifity rate yang menurun," ujar Anies.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Peningkatan Testing
Di sisi lain, Anies menyebut, peningkatan testing di wilayahnya terus ditingkatkan.
Dia menjelaskan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengharuskan pelaksanaan testing 15 kali lebih tinggi daripada standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Namun menurut Anies, DKI Jakarta sudah melampauinya, bahkan beberapa kali testing yang dilakukan sudah di atas 30 kali standar WHO.
"Yang disyaratkan oleh Kemenkes kita harus 15 kali lebih tinggi dari pada standart WHO, dan Jakarta sudah di atas itu, bahkan beberapa kali kita sudah di atas 30 kali standar WHO," kata Anies.
Advertisement