Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta perguruan tinggi memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Menurut dia, mahasiswa dapat menggali ilmu di luar jurusan yang diambilnya.
"Mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti harus belajar tentang hal yang sepenuhnya sama. Mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti nantinya harus berprofesi yang sama," kata Jokowi dalam acara Konvensi Kampus XVII dan Temu Tahunan XXIII Forum Rektor Indonesia 2021, Selasa (27/7/2021).
Baca Juga
Dia meyakini bahwa setiap mahasiswa memiliki talenta masing-masing yang berbeda-beda. Jokowi menyebut talenta tersebut harus digali, difasilitasi, dan dikembangkan sesuai dengan esensi dari program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.
Advertisement
Jokowi menyebut di era saat ini, perguruan tinggi harus bisa memfasilitasi agar mahasiswa dapat belajar kepada siapa saja dan di mana saja untuk mempersiapkan masa depan mereka. Selain itu, mahasiswa harus terus diperbaharui sesuai perkembangan terkini dan masa depan.
"Banyak pengetahuan dan keterampilan yang menjadi tidak relevan lagi, yang menjadi usang karena disrupsi," ujarnya.
Kendati begitu, kata dia, banyak pula pengetahuan baru yang bermunculan dan dikembangkan oleh lembaga peneliti dan praktisi. Banyak juga jenis pekerjaan yang hilang karena disrupsi, tetapi juga banyak pekerjaan baru yang bermunculan di masa kini dan masa datang.
"Jangan sampai pengetahuan dan keterampilan mahasiswa itu justru tidak menyongsong masa depan," ucap Jokowi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pentingnya Kolaborasi Perguruan Tinggi dengan Industri
Jokowi mengatakan, pengetahuan dan keterampilan yang hebat di masa kini bisa saja tidak dibutuhkan lagi dalam 5-10 tahun mendatang. Oleh sebab itu, mahasiswa harus disiapkan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk zamannya.
Dia menegaskan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan para praktisi dan pelaku industri. Jokowi juga mengingatkan agar perguruan tinggi tidak memagari disiplin ilmu terlalu kaku.
"Korbannya bukan hanya para alumni yang gagap menyongsong masa depan, tetapi juga perguruan tinggi tidak mampu membangun relevansi dalam dunia yang sedang terdisrupsi," tutur Jokowi.
Advertisement