Sukses

Jembatan Penghubung Penumpang LRT, MRT, KRL Akan Dibangun di Dukuh Atas

Nantinya, JPM sepanjang 250 meter itu dibangun oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (Perseroda) atau MITJ.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengatakan, jembatan penyeberangan multiguna (JPM) akan dibangun di kawasan Dukuh Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan. JPM tersebut akan menghubungkan antara penumpang LRT Jabodebek ke stasiun KRL ataupun MRT.

"Sedang disiapkan pembangunannya dan diharapkan selesai tepat pada saat LRT Jabodebek akan beroperasi," kata William dalam diskusi virtual, Jumat (30/7/2021).

Nantinya, JPM sepanjang 250 meter itu dibangun oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (Perseroda) atau MITJ. Untuk pembangunannya akan dimulai pada 2022.

William mengatakan, penumpang akan dipermudahkan untuk melakukan perjalanan dengan moda transportasi lainnya.

"Jadi kalau orang dari LRT Jabodebek kalau mau transit masuk ke Dukuh Atas menggunkan LRT atau menggunkan MRT atau Transjakarta dia akan melalui JPM," jelas dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dampak PPKM, Penumpang MRT Jakarta Hanya 10 Persen dari Target 40 Ribu Orang

Sementara itu, Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta (Perseroda) William Sabandar menyatakan terjadi penurunan penumpang saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat dari 3 Juli 2021.

Penurunan tersebut dilaporkan hingga 80 persen yang sebelumnya mencapai 22.686 orang per hari.

"Target kita di angka 40 ribu, jumlah penumpang bulan Juli 4.450. Jadi, cuma 10 persen dari apa yang kita targetkan," kata William dalam dalam diskusi virtual, Jumat 30 Juli 2021.

Berdasarkan data pada 3-28 Juli 2021, jumlah penumpang harian hanya 3.839 orang, dengan total 99.820 penumpang. Bahkan, mulai 12 Juli mulai diberlakukannya Surat Tanda Registrasi Pegawai (STRP) kepada pekerja sektor esensial.

Selain itu, MRT juga melakukan sejumlah pembatasan penumpang hingga menutup sementara tiga stasiun ataupun sejumlah akses masuk.

"Begitu STRP dilakukan, jumlahnya lebih turun lagi. Kita lihat memang STRP berhasil menekan mobilitas dan berhasil menekan jumlah korban baik yang terpapar dan meninggal akibat lonjakan kasus COVID-19," jelas William.