Sukses

Apakah Pemanasan Global Picu Tenggelamnya Jakarta? Begini Penjelasan Pakar Paleoclimate

Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengucap bahwa pemanasan global picu tenggelaamnya Jakarta dalam tempo 10 tahun dari sekarang.

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Paleoclimate di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sri Yudawati Cahyarini mengatakan bahwa benar adanya telah terjadi pemanasan global.

Fenomena alam yang ditandai kenaikan suhu bumi itu memicu kenaikan muka air laut lantaran mencairnya es di kutub bumi.

"Global warming atau pemanasan global yang ditandai oleh kenaikan suhu itu kan bisa menyebabkan air laut mengembang dan es di daratan mencair, yang keduanya dapat menyebabkan kenaikan permukaan laut," jelas Yudawati kepada Liputan6.com, Selasa (3/8/2021).

Naiknya permukaan air laut, lanjut Yudawati, bakal mengancam daerah-daerah yang berdiri di dekat pantai, termasuk Jakarta. Jakarta bahkan dikatakan berpotensi untuk terendam oleh kenaikan muka air tersebut.

"Jadi gini peningkatan suhu bumi ini bisa mengakibatkan kenaikan muka air laut, karena Jakarta ini kan merupakan wilayah pesisir. Jadi ya dia memiliki potensi kebanjiran karena adanya peningkatan muka air laut," jelasnya. 

Kendati begitu, dirinya tidak bisa memastikan dalam kurun waktu berapa tahun wilayah Jakarta akan direndam air jika laju pemanasan global tak terbendung.

Sebelumnya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengucap bahwa pemanasan global picu tenggelamnya Jakarta dalam tempo 10 tahun dari sekarang.

"Kalau itu tidak bisa kita memastikan, itu kan yang dia bilangkan ya hasil dari prediksi model. Jadi kita harus melihat lebih detail lagi untuk skala regional Indonesia dan skala lokal Jakarta. Berapa sebenarnya kenaikan muka air laut di regional Indonesia dan lokal perairan Jakarta per tahunnya misalnya. Dan seberapa luas daerah yang akan tergenang," ucap Pakar Paleoclimate LIPI ini. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Perlu Dilakukan Penelitian

Hal itu, kata Yudawati perlu dilakukan penggalian lebih dalam guna mengukur secara presisi kapan Ibu Kota akan tenggelam lantaran luapan air laut imbas global warming.

"Jadi memang harus dilakukan penelitian lebih terintegrasi. Tidak bisa kita memastikan 10 tahun tenggelam. Faktornya banyak untuk Jakarta itu, bisa faktor alamiah yaitu iklim dan faktor antropogenik seperti eksploitasi sumber daya air yang berlebihan dan lain-lain," ujarnya.

Menurut Yudawati perubahan iklim imbas pemanasan global bukan hanya mengakibatkan kenaikan muka air laut, melainkan juga bencana iklim lainnya yang berdampak pada kehidupan manusia.

"Ya memang perubahan iklim itu ada, hal ini bisa dibuktikan dari rekaman karang yang ada di Indonesia seperti yang baru-baru ini publish di jurnal. Adanya peningkatan frekuensi fenomena iklim antar tahunan seperti ENSO (El Nino Southern Oscillation) atau IOD (Indian Ocean Dipole). Dampak dari ENSO/IOD ini kan bisa menimbulkan bencana iklim seperti kekeringan (kalau terjadi El Nino atau IOD positif) banjir kalau terjadi La Nina (IOD negatif)," jelasnya.