Liputan6.com, Manado: Kondisi para pengungsi korban banjir di Manado, Sulawesi Utara, yang mencapai 30 ribu orang sangat memprihatinkan. Mereka mengaku kekurangan bahan makanan dan air bersih. Pasalnya, sampai Ahad (3/12), jaringan Perusahaan Daerah Air Minum belum juga beroperasi.
Menghadapi kenyataan itu, pemerintah daerah setempat telah mengirim 10 ton beras dan ratusan dus mie instan. Ironisnya, bantuan tersebut tak mencukupi kebutuhan para pengungsi yang ditampung di Masjid, Gereja, atau gedung-gedung pemerintah. Diperkirakan kondisi tersebut akan berlangsung lama, karena jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Manado dengan Gorontalo terputus, sehingga menghambat pasokan bahan makanan.
Menurut catatan Pemda Manado, kerugian materi akibat musibah tersebut diperkirakan Rp 50 miliar. Pemda meminta warga untuk tetap waspada untuk menantisipasi adanya banjir susulan karena hujan deras yang disertai angin kencang masih saja mengguncang Manado.(ICH/Hamim Pou dan Helmi Yasin)
Menghadapi kenyataan itu, pemerintah daerah setempat telah mengirim 10 ton beras dan ratusan dus mie instan. Ironisnya, bantuan tersebut tak mencukupi kebutuhan para pengungsi yang ditampung di Masjid, Gereja, atau gedung-gedung pemerintah. Diperkirakan kondisi tersebut akan berlangsung lama, karena jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Manado dengan Gorontalo terputus, sehingga menghambat pasokan bahan makanan.
Menurut catatan Pemda Manado, kerugian materi akibat musibah tersebut diperkirakan Rp 50 miliar. Pemda meminta warga untuk tetap waspada untuk menantisipasi adanya banjir susulan karena hujan deras yang disertai angin kencang masih saja mengguncang Manado.(ICH/Hamim Pou dan Helmi Yasin)