Liputan6.com, Jakarta - Saat kali pertama menjabat presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menggunakan pesawat kepresidenan warisan Presiden Soeharto. Adalah pesawat buatan British Aerospace berjenis BAe 146-200.
Pesawat kepresidenan itu memiliki warna ekor kuning keemasan dengan bendera Merah Putih di tengahnya. Badan pesawat berwarna putih dengan lambang kepresidenan yang juga berwajah kuning emas di samping depan. Pesawat ini sejak awal dioperasikan oleh Pelita Air Service, anak perusahaan Pertamina.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menerangkan bahwa pesawat ini bermesin empat, karena itu sangat aman. Namun demikian, jarak tempuhnya sangat terbatas.
Advertisement
Hal ini menjadi masalah ketika Presiden SBY sedang meninjau penanganan gempa di Nabire, Papua, lalu ada info tentang tsunami di Aceh.
Kala itu, Andi menceritakan Presiden SBY langsung memutuskan untuk terbang ke Aceh.
"Dari Jayapura kami menggunakan pesawat kepresidenan ini terbang ke Aceh. Tapi harus transit isi bahan bakar di Ambon, lalu Makassar, lalu Batam, lalu tiba di Lhokseumawe sore hari menjelang petang. Besok paginya baru kami sampai di Banda Aceh. Sangat tidak efisien bahkan untuk penerbangan dalam negeri untuk negara seluas Indonesia," tulis Andi dalam akun Instagram pribadinya, Kamis (5/8/2021).
Menurut Andi, kondisi itulah yang menyebabkan SBY lebih memilih menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang disewa untuk penerbangan jarak menengah dan jauh.
Hingga akhirnya memutuskan membeli pesawat kepresidenan baru di ujung masa jabatannya, jenis Boeing BBJ 2, yang mempunyai jarak tempuh yang lebih jauh.
"Lagi pula, dihitung-hitung ongkosnya lebih murah daripada menyewa pesawat setiap kali," paparnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Memudahkan Presiden Sekali Terbang ke Seluruh Pelosok Indonesia
Menurut Andi dengan pesawat kepresidenan yang baru, presiden berikutnya bisa mengunjungi seluruh pelosok Tanah Air dengan sekali penerbangan. Bahkan untuk terbang langsung ke negara-negara Asean pun bisa. Pesawat yang baru ini dioperasikan oleh TNI AU.
"Sampai dan selama 10 tahun era Presiden SBY, pesawat kepresidenan warisan Pak Harto ini tidak pernah berganti rupa. Presiden-presiden sebelumnya pun tidak pernah mengubah warnanya," ujarnya.
Ketika pesawat kepresidenan yang baru telah tiba di ujung masa jabatan Presiden SBY, pesawat kepresidenan warisan Soeharto ini kemudian digunakan oleh Wakil Presiden (Wapres) Boediono, dan juga oleh Wapres Jusuf Kalla. Namun warna dan penampilannya tidak berubah.
"Saya tidak tahu apakah Wapres Ma'ruf Amin pun masih menggunakannya," ujar dia.
"Yang jelas, banyak nostalgia dengan pesawat ini. Old plane eventually dies, and it fades away too," sambungnya menandaskan.
Advertisement