Sukses

KSAD Andika Coret Uji Kesehatan Kowad yang Tidak Relevan, Termasuk Tes Keperawanan?

KSAD Jenderal Andika Perkasa menginstruksikan agar jajarannya tak lagi melakukan tes kesehatan yang tidak terkait dengan kemampuan prajurit, apakah termasuk tes keperawanan?

Liputan6.com, Jakarta Rekrutmen prajurit Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) TNI tak lepas dari polemik tes keperawanan. Namun, beberapa waktu lalu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa menginstruksikan agar jajarannya tak lagi melakukan tes kesehatan yang tidak terkait dengan kemampuan prajurit.

"Kita fokus tidak ada lagi pemeriksaan di luar tujuan, dan tujuan rekrutmen tadi adalah seleksinya antara lain agar yang diterima itu bisa mengikuti pendidikan pertama, yang berarti hubungannya dengan mayoritas fisik," tutur Andika dalam video yang diunggah akun Youtube TNI AD Jumat 6 Agustus lalu, seperti dikutip Liputan6.com, Senin (9/8/2021).

"Oleh karena itu, ada hal-hal yang memang peserta ini harus memenuhi, tetapi ada juga hal-hal yang tidak relevan, tidak ada hubungannya, dan itu tidak lagi dilakukan pemeriksaan," lanjut dia.

Andika meminta jajarannya dapat mengetahui perubahan aturan tersebut, khususnya Pusat Kesehatan TNI AD hingga ke rumah sakit. Sehingga ke depan, dalam proses pendidikan Kowad tidak ada lagi tes yang tidak relevan untuk dilakukan.

"Ini yang kemudian menonjol dalam perubahan kali ini, karena memang kita harus konsekuen juga. Kita lakukan seleksi terhadap pria harus sama dengan apa yang kita lakukan terhadap wanita, dalam hal tadi, kemampuan mereka untuk mengikuti pendidikan pertama atau dasar militer," jelas Andika.

"Nanti rekan-rekan semua akan mendengar dari Kakesdam maupun kepala rumah sakit yang mungkin sudah diberitahu Kapuskes, ada hal-hal yang tidak perlu lagi dilakukan, dan bukan tidak perlu, tidak boleh, sekarang enggak ada hubungan," dia menegaskan.

 

2 dari 2 halaman

Termasuk Tes Keperawanan?

Andika juga membahas terkait pengajuan persyaratan pernikahan personel TNI AD. Dalam arahannya, dia menyatakan, prajurit hanya perlu melakukan pemeriksaan administrasi sehingga tidak lagi wajib melalui pemeriksaan kesehatan terhadap para calon mempelai.

"Apakah mereka sudah melakukan pemeriksaan kesehatan sendiri atau belum ya biarkan saja pada mereka. Mereka ya sudah dewasa, dan manakala mereka sudah memutuskan untuk menikah ya kita yakin prajurit kita sudah cukup dewasa dan mateng untuk memutuskan apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan," Andika menandaskan.

Lalu, apakah ini juga termasuk dengan tes keperawanan?

Saat dihubungi Liputan6.com, Senin siang untuk menegaskan soal hal tersebut, Andika belum meresponsnya.