Di negeri eksklusif nan tertutup seperti Korea Utara, tak ada garis pembatas antara fakta dan fantasi. Apapun yang ke luar dari corong pemerintah akan dilegalisasi sebagai sebuah kebenaran. Seperti halnya kabar terbaru yang dirilis Korean Central News Agency (KCNA): arkeolog di Pyongyang menemukan sarang unicorn.
Unicorn adalah mahluk legenda berbentuk kuda dengan tanduk di dahinya. Darah hewan itu konon bisa jadi obat yang mujarab dan mampu membuat seseorang hidup abadi. Sementara, faktanya, di Asia terdapat saola, hewan mirip unicorn, namun bertanduk dua dan mirip antelop.
Laporan KCNA bahkan menegaskan, salah satu unicorn di sarang itu adalah tunggangan Raja Korea, Tomyong, pendiri kerajaan yang kekuasaannya meliputi sebagian Cina dan Semenanjung Korea di abad ke-3 Sebelum Masehi hingga abad ke-7 Masehi.
KCNA menyebut, lokasi temuan berada 200 meter dari sebuah kuil di ibukota Pyongyang. "Sebuah batu persegi panjang berukir tulisan "Sarang Unicorn" berdiri di depan sarang tersebut," demikian diberitakan KCNA, seperti dimuat LiveScience, Selasa (3/12/20-12). "Tulisan yang diukir diyakini berasal dari periode Kerajaan Koryo (918-1392)."
Arkeolog dari Institut Sejarah, Akademi Ilmu Sosial Korut disebut sebagai penemu.
Kabar yang membuat alis pembacanya mengernyit itu menyusul berita lucu yang dimuat media Cina, yang memberitakan, The Onion menobatkan pemimpin muda Korut, Kim Jong-un sebagai pria terseksi tahun ini. Tanpa menyadari artikel itu hanya satir alias sindiran belaka. Â
Alat Propaganda
Soal temuan luar biasa itu, Sung-Yoon Lee, profesor studi Korea di Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts University, AS menyebut, itu hanyalah alat propaganda.
Sebagian besar warga Korut bahkan diyakini, tak menelan mentah-mentah informasi itu. "Itu lebih sebagai makna simbolis," kata Lee. "Meski warga Korut tak mempercayainya, mereka mengambil simbol tertentu untuk mengindentifikasi dirinya. Untuk meningkatkan moral."
Propaganda Korut juga pernah membuat klaim supernatural soal keluarga Kim -- dinasti kepemimpinan Korut. Misalnya, badai salju mendadak berhenti dan langit bersinar merah di atas gunung suci ketika Kim Jong-il meninggal.
Namun, Pemerintah Korut berusaha menghindari deskripsi magis soal Kim Jong-un dalam propagandanya. Pemimpin belia Korut itu "hanya" diklaim jenius dalam sains, teknologi, begitu pula dalam strategi militer. Ia juga disebut menguasai enam bahasa.
Unicorn adalah mahluk legenda berbentuk kuda dengan tanduk di dahinya. Darah hewan itu konon bisa jadi obat yang mujarab dan mampu membuat seseorang hidup abadi. Sementara, faktanya, di Asia terdapat saola, hewan mirip unicorn, namun bertanduk dua dan mirip antelop.
Laporan KCNA bahkan menegaskan, salah satu unicorn di sarang itu adalah tunggangan Raja Korea, Tomyong, pendiri kerajaan yang kekuasaannya meliputi sebagian Cina dan Semenanjung Korea di abad ke-3 Sebelum Masehi hingga abad ke-7 Masehi.
KCNA menyebut, lokasi temuan berada 200 meter dari sebuah kuil di ibukota Pyongyang. "Sebuah batu persegi panjang berukir tulisan "Sarang Unicorn" berdiri di depan sarang tersebut," demikian diberitakan KCNA, seperti dimuat LiveScience, Selasa (3/12/20-12). "Tulisan yang diukir diyakini berasal dari periode Kerajaan Koryo (918-1392)."
Arkeolog dari Institut Sejarah, Akademi Ilmu Sosial Korut disebut sebagai penemu.
Kabar yang membuat alis pembacanya mengernyit itu menyusul berita lucu yang dimuat media Cina, yang memberitakan, The Onion menobatkan pemimpin muda Korut, Kim Jong-un sebagai pria terseksi tahun ini. Tanpa menyadari artikel itu hanya satir alias sindiran belaka. Â
Alat Propaganda
Soal temuan luar biasa itu, Sung-Yoon Lee, profesor studi Korea di Fletcher School of Law and Diplomacy, Tufts University, AS menyebut, itu hanyalah alat propaganda.
Sebagian besar warga Korut bahkan diyakini, tak menelan mentah-mentah informasi itu. "Itu lebih sebagai makna simbolis," kata Lee. "Meski warga Korut tak mempercayainya, mereka mengambil simbol tertentu untuk mengindentifikasi dirinya. Untuk meningkatkan moral."
Propaganda Korut juga pernah membuat klaim supernatural soal keluarga Kim -- dinasti kepemimpinan Korut. Misalnya, badai salju mendadak berhenti dan langit bersinar merah di atas gunung suci ketika Kim Jong-il meninggal.
Namun, Pemerintah Korut berusaha menghindari deskripsi magis soal Kim Jong-un dalam propagandanya. Pemimpin belia Korut itu "hanya" diklaim jenius dalam sains, teknologi, begitu pula dalam strategi militer. Ia juga disebut menguasai enam bahasa.