Sukses

Serba-Serbi Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Momen pembacaan teks proklamasi merupakan momen langka yang hanya bisa dijumpai pada saat upacara hari peringatan HUT RI.

Liputan6.com, Jakarta - Momen pembacaan teks proklamasi merupakan momen langka yang hanya bisa dijumpai pada saat upacara hari peringatan HUT RI.

Pasalnya, pembacaan teks proklamasi merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia karena memiliki makna dibentuknya sebuah negara yang berdaulat.

Banyak hal yang harus diketahui oleh masyarakat Indonesia mengenai perayaan HUT RI yang selalu kita gelar setiap tahunnya, salah satunya mengenai sejarah teks proklamasi kemerdekaan.

Teks atau naskah proklamasi lemerdekaan dibacakan langsung oleh Presiden pertama RI Sukarno pukul 10.00 WIB pada 17 Agustus 1945 di halaman rumahnya Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.

Momen selanjutnya yaitu pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh Latif Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo. Kemudian diakhiri dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya.

Proklamasi memiliki banyak makna mendalam karena menyangkut perjuangan dan kerja keras para tokoh pejuang kala itu yang mempunyai tujuan merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan Makmur bagi seluruh rakyatnya.

Berikut serba-serbi mengenai teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dirangkum Liputan6.com:

 

2 dari 7 halaman

1. Naskah Teks Asli Proklamasi Sempat Dibawa ANRI ke Istana Kepresidenan

Sekretariat Presiden dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sempat membawa langsung naskah teks asli proklamasi yang ditulis oleh Presiden pertama RI Sukarno, ke Istana Kepresidenan Bogor untuk ditampilkan saat momen upacara bendera kemerdekaan Indonesia.

Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana Sekretariat Presiden Rika Kiswardani menjelaskan naskah asli tersebut akan ditampilkan di mimbar saat upacara berlangsung pada halaman istana kepresidenan.

Naskah dibawa dari depot penyimpanan arsip statis ANRI menuju Istana oleh Sekretariat Presiden.

Kemudian teks naskah tersebut nantinya akan diserahkan kembali pada ANRI pada 18 Agustus 2020. Hal tersebut untuk mendapatkan perawatan dan penyimpanan yang baik.

Rika juga menjelaskan, saat itu sehari setelah ditampilkanya naskah, ANRI akan membawa kembali benda peninggalan sejarah tersebut untuk nantinya dirawat dan disimpan kembali dengan baik.

Dirinya mengatakan pada momen perayaan tahun lalu, merupakan momen perayaan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena masyarakat dapat mengikuti upacara secara virtual ataupun melalui stasiun televisi.

 

3 dari 7 halaman

2. Naskah Asli Proklamasi Kini Disimpan Khusus oleh ANRI Sejak 1992

Diketahui sebelumnya, Sekretariat Presiden dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) telah menyimpan naskah asli Teks Proklamasi tersebut di ruang penyimpanan khusus sejak 1992 silam.

Berdasarkan catatan sejarah, naskah tersebut diselamatkan dan disimpan oleh B.M. Diah, seorang tokoh pers dan pejuang kemerdekaan, untuk kemudian diserahkan kepada Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto, yang meneruskannya kepada Menteri Sekretaris Negara 1988-1998 Moerdiono.

Moerdiono menyerahkan naskah tersebut kepada ANRI pada tahun 1992 untuk disimpan dan dirawat dengan baik.

Sejak saat, ANRI menyimpan naskah asli teks proklamasi yang bertulis tangan Sang Proklamator dan Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

 

4 dari 7 halaman

3. Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Momen peledakan bom atom yang melanda kota Hiroshima dan Nagasaki Jepang Pada 9 Agustus 1945, merupakan kesempatan emas bagi bangsa untuk menyatakan kedaulatannya.

Jepang menyerah pada sekutu secara resmi pada 14 Agustus 1945. Kondisi tersebut langsung dimanfaatkan para tokoh pejuang Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Golongan muda pun mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Pada 16 Agustus 1945, para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Hal tersebut bertujuan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh Jepang.

Perundingan mengenai naskah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda pada 16 Agustus 1945 malam hari.

Adapun pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada Jumat, 17 Agustus 1945, jam 10.00 WIB. Kala itu, yang membacakan isi dari proklamasi kemerdekaan adalah Soekarno didampingi oleh Moh. Hatta. Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Setelah itu dilanjutkan dengan pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih oleh Latif Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo. Upacara diakhiri dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya.

 

5 dari 7 halaman

4. Sukarno Sedang Sakit Saat Membacakan Proklamasi

Di balik foto saat Sukarno membacakan naskah proklamasi, ternyata sedang mengidap malaria.

Tepatnya dua jam sebelum pembacaan naskah Proklamasi, pukul 08.00 WIB, Sukarno didiagnosa mengalami gejala malaria tertian.

Suhu badannya tinggi akibat begadang untuk menyusun konsep naskah proklamasi bersama sahabat-sahabatnya di rumah Laksamana Maeda.

Saat itu dokter pribadi Soekarno datang ke kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat, untuk memeriksa kondisi Soekarno.

Lalu ia disuntik dan diminta minum obat untuk kemudian tidur. Setelah itu, Soekarno bangun pukul 09.00 WIB dan melakukan upacara Proklamasi pada pukul 10.00 WIB.

 

6 dari 7 halaman

5. Naskah Asli Teks Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah

Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tidak pernah disimpan oleh pemerintah. Naskah tersebut justru disimpan baik oleh wartawan BM Diah.

Diah menemukan naskah Proklamasi tersebut berada di tempat sampah rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945, dini hari.

Kemudian akhirnya Diah menyerahkan naskah asli proklamasi tersebut kepada presiden Soeharto pada, 29 Mei 1992

 

7 dari 7 halaman

6. Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Berikut merupakan isi teks proklamasi yang telah diketik:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

 

(Deny Koesnaedi)