Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menyiapkan lima strategi pengendalian Covid-19 di Indonesia saat berubah menjadi endemi. Berdasarkan penelitian para ahli, virus corona akan tetap hidup berdampingan bersama manusia dan berubah dari pandemi menjadi endemi.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Nasional Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan, pemerintah tidak akan berhenti melakukan upaya-upaya penanganan virus corona di Indonesia, termasuk ketika menjadi endemi.
Baca Juga
"Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 100 ahli imunologi, firologi dan peneliti penyakit menular, 89 persen di antaranya sepakat bahwa virus Covid-19 akan tetap hidup bersamaan dengan kita sebagai sebuah endemi, atau artinya virus ini tidak akan berakhir menghilang sepenuhnya," kata Wiku seperti dikutip dalam keterangannya, Rabu (18/8/2021).
Advertisement
Wiku merinci, ada lima strategi yang telah disiapkan pemerintah untuk menghadapi hal tersebut. Pertama, pengendalian kegiatan masyarakat dan modifikasi perilaku menjalankan protokol kesehatan.
Upaya ini dilakukan dengan monitoring dan evaluasi berkala demi penanganan yang antisipatif. "Selama virus ini masih ada, maka proses mengetatlonggarkan kegiatan akan terus dilakukan demi mencapai masyarakat yang sehat dan produktif serta aman," kata Wiku.
Strategi kedua yakni mempercepat pembentukan kekebalan komunal atau herd imunity secara bertahap. Mulai dari pembentukan kekebalan secara regional, termasuk dengan daerah aglomerasi sampai perlahan terbentuk menyeluruh secara nasional.
"Hal ini dilakukan dengan prioritas populasi dan daerah yang berisiko. Jika kita telah mencapai kekebalan komunitas secara nasional, maka kita telah memberikan dan dapat cukup besar dalam upaya intensifikasi vaksinasi secara global demi eliminasi Covid-19," jelas Wiku.
3 Strategi Selanjutnya
Strategi ketiga, pemerintah akan terus meningkatkan kapasitas dan infrastruktur kesehatan secara merata di seluruh pelosok daerah. Begitu juga peningkatan upaya testing, tracing, dan treatment.
"Modal alat dan material kesehatan yang terus dikuatkan ini juga dapat menjadi modal kuat ketahanan sistem kesehatan nasional secara berkelanjutan," sambung Wiku.
Keempat, mengawasi distribusi varian virus yang muncul dan terus berkembang dengan memperbaharui teknologi, baik terhadap upaya pengobatan diagnostik maupun upaya pelayanan kesehatan lainnya.
Kelima, menyusun rencana ketahanan kesehatan masyarakat jangka panjang dengan melibatkan pertimbangan multidisiplin seperti interaksi antarmanusia, hewan, dan tumbuhan sebagai investasi kesehatan jangka panjang.
"Hal ini akan sangat bermanfaat tidak hanya untuk menangani Covid-19, namun juga mempersiapkan diri terhadap ancaman kedaruratan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang," kata Wiku menandasi.
Advertisement
Covid-19 Berubah Jadi Endemi di 2022
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, Indonesia kemungkinan akan memasuki 2022 dengan peralihan pandemi Covid-19 menjadi endemi.
Untuk itu, pemerintah pun telah menyiapkan langkah-langkah strategis di tahun depan.
"Kita mungkin melihat di 2022 akan mengalami suatu masa di mana pandemi menjadi endemi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Nota Keuangan, Jakarta, Senin (16/8).
Pernyataan tersebut, kata Sri Mulyani seiring dengan masukan berbagai ilmuwan. Namun demikian, peralihan tersebut harus disertai dengan perluasan vaksinasi serta kepatuhan masyarakat dalam melakukan protokol kesehatan.
"Sesuai dengan pandangan dari berbagai para ilmuwan mengenai apa kemungkinan future dari pandemi ini. Presiden menyampaikan kita akan terus merespon berbagai kondisi dengan kebijakan," katanya.
Karena itu, tahun depan akan menjadi tantangan tersendiri. Sebab, pemulihan ekonomi akan sangat bergantung pada kemampuan suatu negara dalam mengakses vaksin dan menangani pandemi.
"Peralihan menuju endemi tentu sangat bergantung pada perluasan vaksinasi, kepatuhan 3 M dan kedisiplinan masyarakat," katanya.
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman
Advertisement