Liputan6.com, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut bahwa besarnya data anak-anak terlantar dan anak kehilangan orang tua yang masuk ke pemerintah terutama yang bersumber dari informasi dari sejumlah kementerian perlu segera di respons.Â
Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi KPAI, Jasra Putra mengatakan, pemerintah bisa menggandeng tokoh agama untuk mengetahui kondisi mereka di lapangan.
Baca Juga
"Yang sebenarnya percepatan data dalam mengetahui nasib anak-anak dapat dikonsultasikan dengan para tokoh lintas agama dan kepercayaan. Karena mereka garda terdepan dalam permasalahan umatnya saat pandemi berlangsung," ujar Jasra dalam keterangan tulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (19/8/2021).
Advertisement
Meski data belum bisa mengungkap fakta kondisi anak, namun yang sebenarnya menurut Jasra kondisi anak yang kehilangan aktor atau figur pengasuhan telah dijangkau para tokoh lintas agama dan kepercayaan baik di pusat maupun daerah. Melalui rumah ibadahnya, amal usaha berbasis agama dan umat-umatnya.Â
"Karena merekalah masalah masalah di masyarakat direspons melalui persatuan umat di rumah rumah ibadahnya," katanya.
BIN menggelar vaksinasi Covid-19 di Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat di Sidoarjo, Jawa Timur.
Jemput Bola
Hal ini menurut Jasra bisa diatasi dengan rutinnya para tokoh lintas agama dan kepercayaan, dalam pelaksanaan pelaksanaan ibadah.
"Kerjasama pendataan akan sangat strategis bila melibatkan ormas-ormas agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia," ujarnya.
"Menjadi tanggung jawab bersama menjemput bola untuk mereka. Agar tidak menjadi ledakan masalah sosial dimana mana, karena mereka amanat Tuhan dan calon penerus bangsa," sambung Jasra.
Advertisement