Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla atau JK membeberkan alasan dirinya pernah mengundang milisi Taliban ke Indonesia.Â
Menurut JK, undangan terhadap Taliban selama beberapa kali itu untuk menunjukkan sisi moderat Islam kepada kelompok yang dicap konservatif tersebut.
Baca Juga
"Kenapa kami undang (Taliban) ke Indonesia selama dua-tiga kali? Untuk melihat (menunjukkan) Islam itu juga dapat tumbuh dengan cara moderat. Dapat dijalankan secara baik dan dengan damai. Oleh karena itu saya undang untuk melihat pesantren di sekitar Jakarta," beber JK dalam sebuah diskusi daring pada Sabtu (21/8/2021).
Advertisement
Menurut JK, saat ini milisi tersebut menginginkan perdamaian. Taliban kini, dikatakan JK tak lagi konservatif.
"Waktu saya berbicara dengan mereka, mereka sebenarnya ingin damai. Ingin kompromi dengan pemerintah, ingin power sharing. Tapi yang paling resah di Afganistan itu justru Amerika," kata JK.
Mengundang Taliban ke Tanah Air, lanjut JK, bukanlah perkara mudah. Pasalnya Taliban masih dicap sebagai kelompok teroris oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sampai-sampai JK kala itu meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang saat itu Indonesia masuk dalam anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, agar bisa mengatur hal tersebut.
"Untuk mengundang mereka saja kita harus lewat PBB, bagaimana supaya mereka cap terorisnya kita hilangkan dari DK (Dewan Keamanan). Oleh karena itu saya berterima kasih kepada Bu Menlu dan juga wakil kita di PBB sehingga berhasil untuk memberikan kebebasan kepada Mullah Baradar contohnya," katanya.
"Negara pertama yang dikunjungi Taliban di luar Afganistan dan Pakistan adalah Indonesia," sambung JK.
Â
Undang Insinyur Muda Afganistan
JK bahkan berujar dirinya sempat mengundang ratusan anak muda Afganistan. Mereka diminta tinggal selama empat bulan di pesantren Tazakka, Batang, Jawa Tengah.
"Dan mereka sangat bangga untuk berada di situ," katanya.
JK juga mengundang sejumlah insinyur muda Afganistan untuk belajar tentang pertambangan di Tanah Air.
"Karena sebenarnya Afganistan sangat kaya akan mineral, sangat kaya dengan natural resources, tapi orangnya tidak ada. Nah itu kita latih untuk sekolah geologi di Bandung, Cepu dan sebagainya," jelasnya.
Advertisement