Sukses

Dua Penyebab Kematian Pasien Covid-19 masih Tinggi meski Kasus Positif Turun Drastis

Windhu meminta masyarakat mulai membangun kesadaran melindungi lansia dan orang dengan komorbid, demi menekan angka kematian pasien Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Kasus kematian Covid-19 di Indonesia pada 22 Agustus 2021 tercatat sebanyak 126.372 orang. Penambahan kasus kematian Covid-19 harian dalam sepekan terakhir masih di atas 1.000 orang.

Padahal, data penambahan kasus positif Covid-19 harian menurun signifikan. Dari sebelumnya di atas 50.000, kini menjadi 10.000-an kasus positif Covid-19 per hari.

Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menyebut ada dua penyebab masih tingginya kematian Covid-19. Pertama, pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri terlambat mendapatkan penanganan.

Kondisi ini terjadi akibat masyarakat tidak mengenali tanda bahaya dan tidak memiliki alat transportasi untuk menuju rumah sakit.

"Banyak masyarakat yang tidak mengenali tanda bahaya dan dia tidak mau diisolasi di tempat isolasi terpusat," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (23/8/2021).

Kedua, masyarakat tidak melindungi orang lanjut usia dan orang yang memiliki komorbid (penyakit penyerta). Padahal, sebagian besar pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia merupakan lansia dan orang memiliki komorbid.

Windhu meminta masyarakat mulai membangun kesadaran melindungi lansia dan orang dengan komorbid. Upaya ini penting untuk menekan angka kematian Covid-19.

"Ini harus dilindungi, jangan seperti sekarang. Mal sudah dibuka, terus yang datang kadang-kadang orang tua ikut datang ke mal. Itu artinya, masyarakat itu tidak melindungi lansia. Kalau punya orang tua, punya komorbid, itu harus kita jaga. Jangan jalan-jalan, makan di restoran, piknik dan lain sebagainya," pesannya.

 

2 dari 2 halaman

Dampak Tingginya Kasus Harian

Sementara itu, Pakar Kesehatan Masyarakat, Hasbullah Thabrany menambahkan, kematian Covid-19 yang terlihat saat ini merupakan dampak dari tingginya penambahan kasus positif beberapa pekan lalu.

"Coba kita trace balik ke belakang, di mana jumlah kasus masih puluhan ribu pada seminggu dua minggu lalu. Nah sisa-sisa orang itu yang masih dirawat, itu lah yang menyebabkan angka kematian tinggi dan disatukan yang ada sekarang," jelas dia.

Meski demikian, diakui Hasbullah, kematian akibat Covid-19 masih terjadi di lingkungan masyarakat. Kematian yang terjadi akibat pelayanan kesehatan belum optimal dan masyarakat belum seluruhnya percaya terhadap Covid-19.

"Bisa jadi karena kasusnya yang terlambat karena masih banyak orang tidak percaya. Jadi menanggap enteng ini flu biasa, membiarkan sampai berat baru ke rumah sakit, tidak mampu lagi," tutupnya.