Sukses

Luhut Akui Isoman Jadi Penyumbang Tingginya Kasus Kematian Covid-19

Banyaknya warga yang melakukan isoman menyebabkan banyak korban jiwa saat terjadinya perburukan dan terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan angka kasus kematian Covid-19 masih tinggi di beberapa wilayah Indonesia.

Luhut menyebut Presiden Jokowi meminta segera dilakukan pengecekan dan intervensi di lapangan, terutama di tempat isolasi mandiri maupun isolasi terpusat.

"Salah satu penyebab tingginya angka kematian adalah masih enggannya masyarakat untuk melakukan isolasi terpusat, sehingga terjadi perburukan ketika melakukan isolasi mandiri," kata Luhut dalam konpers daring, Senin (23/8/2021) malam.

Banyaknya warga yang melakukan isoman, kata Luhut, menyebabkan banyak korban jiwa saat terjadinya perburukan dan terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan.

"Menyebabkan telatnya mereka dibawa ke fasilitas kesehatan," ucapnya.

Oleh karena itu, Luhut meminta masyarakat yang terpapar corona agar lakukan isolasi terpusat, bukan isoman. Ia menyebut Covid-19 bukanlah aib sehingga harus ditutup-tutupi.

"Lagi-lagi Pemerintah terus mengimbau dan mengajak masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 agar dapat segera masuk ke dalam pusat-pusat Isolasi yang telah disediakan jaminan obat-obatan, tenaga kesehatan, dan makanan. Izinkan saya menyampaikan bahwa positif Covid-19 bukanlah aib yang harus ditutupi," bebernya.

2 dari 2 halaman

PPKM Diperpanjang Lagi

Diketahui, Pemerintah memutuskan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, level 3, dan level 4 hingga 30 Agustus 2021. Kali ini, Jakarta, Bogor Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) level PPKM turun ke level 3.

Luhut menyatakan, indikator kematian kembali menjadi penilaian dalam evaluasi PPKM kali ini.

"Dalam evaluasi level 4 PPKM, pemerintah kembali memasukkan data indikator kematian sebagai penilaian assesmen level sesuai dengan yang ditetapkan WHO," katanya.