Liputan6.com, Jakarta Desa Sukalaksana yang berlokasi di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut berhasil meraih peringkat pertama pada ajang Desa BRILian Tahun 2021 Tahap 1 yang diinisiasi oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bersama bumdes.id dan Kementerian Desa dan Transmigrasi RI. Penetapan Sukalaksana sebagai Desa Brilian 2021 dilakukan setelah proses seleksi dan penyelenggaraan Literasi Desa Brilian yang berlangsung selama tiga bulan dari Januari-Maret 2021.
Keberhasilan Desa Sukalaksana menjadi jawara Desa BRILian 2021 karena desa ini dianggap memiliki pertumbuhan ekonomi merata dengan peran aktif BUMDes, memiliki terobosan dan inovasi di masa pandemi, menjalankan transformasi digital dan menerapkan pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga
Pada penganugerahan Desa BRILian 2021 di bulan April lalu, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa BRI memberikan penilaian secara objektif dengan melihat visi desa-desa peserta ke depannya.
Advertisement
"Pemilihan pemenang dilaksanakan berdasarkan sejumlah kriteria selama periode seleksi dan observasi, yaitu keaktifan, kelengkapan administrasi dan kelembagaan, implementasi digitalisasi desa, kreativitas dalam memecahkan masalah serta kemampuan meningkatkan kesejahteraan warga dengan sektor unggulan di masing-masing desa secara berkelanjutan," ujar Supari.
Saat dihubungi Liputan6.com, Sekretaris Desa Sukalaksana, Riki Mulky mengatakan bahwa secara kelengkapan administrasi dan kelembagaan pihaknya sudah sangat siap. Menurutnya suatu organisasi yang baik itu memiliki administrasi yang baik juga demi mendukung pelaksanaan program-program untuk kesejahteraan masyarakat Desa.
Sebagai langkah nyata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, Riki Mulky menjelaskan bahwa BUMDes Bina Laksana aktif melaksanakan program-program dan kegiatan melalui unit-unit BUMDes.
"BUMDes Bina Laksana memiliki program-program unggulan melalui unit pengelolaan air bersih, Desa Wisata, Budidaya Teh Kewer dan Kopi Akar Wangi hingga pertanian seperti sawi yang produksinya mencapai 40 ton per hari," jelas Riki Mulky.
Berikut ini sejumlah potensi yang dimiliki Desa Sukalaksana:
1. Desa Wisata Saung Ciburial
Desa Wisata Saung Ciburial mulai dirintis sejak tahun 2009 dan pertama kali beroperasi tahun 2010. Berbeda dari desa wisata lain yang umumnya sudah memiliki dasar dan tempat yang tinggal dikembangkan, maka Desa Wisata Ciburial kata Riki adalah desa wisata yang diciptakan.
"Lokasi yang ada di desa wisata itu milik masyarakat. Kita berdayakan masyarakat, kerja sama dengan masyarakat sehingga setiap orang bisa memiliki penghasilan dan desa mendapatkan pemasukan untuk membangun desa," kata Riki.
Desa Wisata Saung Ciburial yang dikelola oleh BUMDes Bina Laksana ini menyajikan hal-hal tentang desa, budaya dan kearifan lokal. Diceritakan oleh Riki, Desa Wisata Ciburial menyediakan penginapan/cottage-cottage dan ruang pertemuan untuk kebutuhan acara-acara family gathering dan kegiatan kantor.
"Kami menyajikan kebudayaan khas desa yang dikemas dalam paket wisata edukasi. Pengunjung bisa belajar menanam sawi, mengolah sawah, memandikan domba, memancing sampai menangkap ikan di kolam," ujar Riki.
Selain itu, juga menyediakan paket wisata keterampilan dan kerajinan dari bahan akar wangi.
Riki menjelaskan kalau Desa Wisata Saung Ciburial ini adalah upaya desa untuk memberdayakan masyarakat desa. Masyarakat bisa mendapatkan pemasukan dari menyewakan homestay-homestay. Pemilik homestay juga bisa menjadi tour guide.
"Sementara total ada 72 homestay yang sudah terdaftar di BUMDes," kata Riki
Dari Desa Wisata Saung Ciburial ini pendapatan yang diterima Desa bisa mencapai 400 juta lebih per tahunnya. Sedangkan pendapatan BUMDes sendiri mencapai Rp700 juta lebih per tahun.
"Sebelum pandemi, tahun 2019 pemasukan untuk Desa dari desa wisata saung ciburial mencapai sekitar Rp 411 juta," sebutnya.
Karena situasi pandemi, Desa Wisata Saung Ciburial sementara beroperasi terbatas dan hanya menerima kegiatan rapat atau pertemuan kedinasan. Untuk membantu para pemilik homestay yang terdampak pandemi, melalui PADes disalurkan sejumlah bantuan sosial.
Advertisement
Rest Area Wisata Kopi
Adapun rest area wisata kopi mulai terealisasi tahun 2019 dan sudah beroperasi hampir 2 tahun. Di sini, Desa membangun kios-kios kopi yang asetnya diserahkan ke BUMDes. Kemudian kios-kios dikelola oleh masyarakat, setiap kios dikelola oleh masing-masing RW.
"Total yang terdaftar di BUMDes ada 12 kios. Pemasukan Desa dari rest area wisata kopi ini baru mencapai Rp 200 jutaan," ujar Riki.
Budidaya Teh Kewer dan Akar Wangi
BUMDes Bina Laksana memiliki program unggulan budidaya Teh Kewer yakni teh yang berasal dari biji teh bukan daun sehingga dikenal juga teh rasa kopi.
"Teh Kewer ini adalah tanaman nenek moyang yang sempat hilang. Dengan adanya desa wisata, kita kembangkan lagi sekaligus untuk memasarkan Teh Kewer ke masyarakat luas," ujar Riki.
"Selanjutnya adalah budidaya akar wangi. Karena Garut ini produksi akar wangi nomor satu maka kami terus mengembangkannya, salah satunya memadukan kopi dan akar wangi sehingga menjadi Kopi Akar Wangi khas Garut," imbuhnya.
Karena pandemi sangat berdampak pada desa wisata, maka BUMDes fokus untuk pengelolaan air bersih dan meningkatkan produksi pertanian.
"Kita juga mengeluarkan peraturan satu rumah satu pohon teh kewer untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Sehingga setiap harinya petani bisa menjual teh ke BUMDes dan BUMDes yang mengelola
Pendapatan petani disesuaikan jumlah pohon kewernya. Perhari bisa mendapatkan 2-3 jutaan setiap kali panen.
"Untuk program satu pohon teh kewer itu total ada 300 rumah atau KK dalam 1 RW yakni RW 04," kata Riki.
"Kalau masyarakat lebih intens dan rajin, pendapatannya bisa lebih banyak lagi. Kalau biasa-biasa saja paling hanya 200-300 ribu saja," tambahnya.
Literasi Keuangan di Desa Sukalaksana
Akses perbankan masyarakat Desa Sukalaksana paling dekat adalah BRI yang jaraknya sekitar 5 kilometer. Untuk memudahkan layanan keuangan dan perbankan, BUMDes Bina Laksana dilengkapi dengan layanan BRILink yang senantiasa melayani masyarakat desa.
"Kehadiran BRI bagi Desa dan masyarakat desa itu sangat mempermudah bagi perputaran ekonomi di Desa. Dulu sebelum ada BRILink, perekonomian masih stuck dan monoton. Sekarang masyarakat sudah semakin paham tentang perbankan, simpan pinjam, dan pengelolaan keuangan. Masyarakat sudah menikmati layanan perbankan seperti BRI. Banyak masyarakat dan petani yang memanfaatkan KUR," ujarnya.
Berdasarkan data BRI, terdapat 1.122 yang menjadi nasabah simpanan BRI dengan total saldo mencapai lebih dari Rp1,7 miliar. Adapun yang menjadi debitur pinjaman sebanyak 190 nasabah dengan nilai lebih dari Rp1,4 miliar. BUMDes Bina Laksana juga terdaftar sebagai Agen BRILink.
Melalui keikutsertaan Desa BRILian ini, Riki berharap BRI dapat memberikan pendampingan dan pembinaan ke masyarakat.
"Bina kami agar dapat meningkatkan produksi pertanian dan pemasaran hasil pertanian. Paling utama tentu saja pembinaan perbankan dan digitalisasi," pintanya.
Advertisement
Desa BRILiaN Tahun 2021 Tahap 1
Setelah sukses Penyelenggaran Inkubasi Desa Brilian 2020 diikuti 125 Desa dan Desa Brilian 2021 Batch 1 diikuti 287 Desa, BRI dan Bumdes.id kembali menyelenggarakan Program Desa Brilian 2021 Batch 2 dengan Target sasaran 500 Desa yang lolos seleksi..
Program Desa BRILiaN BRI yang dimulai sejak 2020 merupakan salah satu bentuk pendampingan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi desa, di mana mereka didorong untuk tanggap terhadap perubahan, tangguh menghadapi tantangan, serta tetap inovatif.
Di awal program, ada 2.062 kandidat desa yang diajukan. Ribuan desa itu diseleksi menjadi 350, di mana 287 di antaranya lolos mengikuti rangkaian kegiatan BRILian tahap 1 sampai akhir. Dari sana, dilakukan penilaian hingga ditetapkan 10 pemenang. Ke-10 pemenang Desa BRILiaN Batch 1 tahun 2021 masing-masing mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan sebesar Rp 20 juta dan selanjutnya akan mendapatkan pendampingan dari BRI.
(*)