Sukses

Kemenparekraf Nobatkan Tamansari Banyuwangi Masuk 50 Besar Desa Wisata Terbaik Tahun 2022

Setelah Desa Genteng Kulon dan Genteng Wetan masuk peringkat lima tertinggi status Indeks Desa Membangun (IDM) Mandiri Nasional, kini Desa Tamansari, Kecamatan Licin, masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Liputan6.com, Jakarta Desa-desa di Banyuwangi kembali meraih prestasi nasional. Setelah Desa Genteng Kulon dan Genteng Wetan masuk peringkat lima tertinggi status Indeks Desa Membangun (IDM) Mandiri Nasional, kini Desa Tamansari, Kecamatan Licin, masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

ADWI 2021 telah melewati serangkaian tahap kurasi. Dari 1.831 peserta desa wisata yang mendaftar secara nasional, telah terkurasi 300 besar desa wisata, yang kemudian dikerucutkan menjadi 100 Besar. Setelah itu terpilih menjadi 50 besar desa wisata terbaik hasil kurasi para dewan kurator dan dewan juri.

ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada desa-desa wisata yang memiliki prestasi dengan kriteria-kriteria penilaian dari Kemenparekraf.

Sebelumnya dua desa di Banyuwangi yakni Desa Wisata Adat Osing Kemiren, Kecamatan Glagah dan Desa Wisata Tamansari, Kecamatan Licin, masuk 100 besar. Setelah melalui kurasi, Desa Tamansari terpilih masuk 50 besar.

Seleksi dilakukan berdasarkan penilaian dewan kurator dengan menilai tujuh kategori penilaian klasifikasi desa wisata dan kelengkapan data. Tujuh kriteria tersebut penerapan CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental sustainability), desa digital, souvenir (kuliner, fesyen, kriya), daya tarik wisata (alam, budaya, buatan), konten kreatif, homestay dan toilet.

Rizal Sahputra, Kepala Desa Tamansari mengatakan, desanya sudah dipersiapkan menjadi desa wisata sejak sejak 2015 lalu, dengan Badan Usaha Masyarakat Desa (Bumdes) sebagai leading sektornya.

"Kami selalu mendorong segala unit usaha desa benar-benar diinisiasi oleh warga itu sendiri. Namun, sebagai pemerintah desa, kami akan berusaha mencukupi akomodasi pariwisata atau menyempurnakan segala bentuk sumber daya yang berkaitan dengan desa wisata," katanya.

Sebelumnya pada 2017 lalu, Desa Tamansari, meraih penghargaan Desa Wisata Award dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) untuk kategori Desa Wisata Jejaring Bisnis.

Penghargaan tersebut diraih karena desa yang berada tepat di bawah kaki Gunung Ijen dinilai berhasil merintis pengembangan potensi wisata seperti homestay, kendaraan wisata, jasa guide serta beberapa usaha kecil menengah yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Ijen Lestari.

Desa Tamansari dinilai berhasil mengelola potensi pariwisata desa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kemenparekraf akan menjadikan data desa wisata yang ada di laman www.jadesta.com sebagai wadah sekaligus arah dalam penyusunan rencana pengembangan semua desa wisata di Indonesia.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf atas apresiasi terhadap geliat Desa Tamansari yang memang menjadi salah satu desa wisata unggulan Banyuwangi.

"Kerja keras teman-teman di Desa Tamansari memang luar biasa. Selain wisata, desa tersebut juga menjadi rintisan awal program Smart Kampung di Banyuwangi yang mendorong berbagai kegiatan kreatif dan pelayanan berbasis teknologi informasi," kata Ipuk, Selasa (24/8).

Ipuk berharap, apresiasi ini menjadi pemantik semangat bagi seluruh elemen di Banyuwangi, terutama dalam upaya mendorong percepatan pengembangan kawasan kampung dan perdesaan dengan pendekatan pariwisata.

 

(*)