Liputan6.com, Depok - Penyidik Polsek Sawangan mengamankan seorang pedagang buah berinisial NA (15) yang menusuk Jumadi (36) di Jalan Abdul Wahab RW 7, Kedaung, Sawangan, Kota Depok. Penusukan diduga dilakukan lantaran NAÂ kesal kerap dimintai uang jatah lapak di lokasinya berjualan.
Kanit Reskrim Polsek Sawangan, Iptu Hakim Dali Munte mengatakan, penusukan terjadi saat NA sedang berjualan buah jambu di Jalan Abdul Wahab.
Baca Juga
Saat itu, NA didatangi Jumadi bersama rekannya Hadi Muryanto. Tidak lama berselang, terjadi keributan di lokasi lapak buah tersebut.
Advertisement
"Entah terjadi permasalahan apa, terjadi keributan antara korban bersama NA," ujar Hakim, Senin (30/8/2021).
Hakim menjelaskan, setelah korban dan pelaku berdebat, NA lantas menusuk Jumadi menggunakan sebilah pisau. Akibatnya, korban mengalami luka tusuk di bagian perut sehingga membutuhkan pertolongan.
"Karena mengalami luka tusukan, korban diantarkan temannya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan," ungkap Hakim.
Selain itu, lanjut Hakim, usai melakukan penusukan pelaku berusaha melarikan diri. Namun usaha pelaku digagalkan warga sekitar. Setelah diamankan, pelaku langsung diserahkan ke Polsek Sawangan untuk diproses secara hukum.
"Pelaku sudah diamankan, namun pelaku masih berusia di bawah umur," terang Hakim.
Hakim menuturkan, pelaku saat ini masih menjalankan pemeriksaan terkait perbuatannya. Namun karena pelaku masih berusia di bawah umur, sehingga akan dilakukan upaya diversi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
"Kemungkinan pelaku akan dilakukan diversi, namun kita lihat dulu dari hasil proses pemeriksaan," ucap Hakim.
Kesaksian Warga
Sementara itu, salah seorang warga, Wandi menduga, tukang buah melakukan penusukan karena kesal sering dimintai uang koordinasi atau keamanan.Â
"Mungkin karena kesal belum mendapat penglaris, pelaku nusuk preman itu," ujar Wandi.
Wandi mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa besaran uang yang kerap dimintai para preman tersebut. Namun beberapa pedagang yang membuka lapak dagangan menggunakan lahan di pinggir jalan memang kerap dimintai uang koordinasi atau keamanan.
"Kalau pedagang yang pedagang suka dimintai, tapi kalau warga pribumi atau yang punya lahan jarang dimintai uang," kata Wadi.
Advertisement