Liputan6.com, Jakarta Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Manuara Siahaan menyatakan adanya potensi pemborosan anggaran sebesar Rp 4,48 triliun untuk penyelenggaraan balap mobil listrik atau Formula E.
"Ada potensi pemborosan anggaran Rp 4,48 triliun. Sebuah jumlah uang yang sangat besar Rp 4,48 triliun untuk sebuah program yang tiba-tiba menjadi isu prioritas," kata Manuara di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (31/8/2021).
Dia menyatakan pemborosan tersebut meliputi commitment fee untuk Formula E selama lima tahun sebesar Rp 2,345 triliun. Lalu untuk biaya pelaksanaan sebanyak Rp 1,239 triliun dan bank garansi Rp 890 miliar.
Advertisement
Menurut Manuara, perhitungan tersebut tidak berdasarkan pada studi kelayakan Formula E yang pernah dibuat oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Sebab dalam studi kelayakan tersebut tak menyertakan biaya commitment fee. Dia menyatakan biaya commitment fee tetap digelontorkan Pemprov DKI sebesar Rp 2,3 triliun.
"Saya ada di komisi B (Jakpro) menjelaskan bahwa memang bank garansi itu sudah kembali tetapi komitmen fee dan biaya pelaksanaan pendahuluan yang sudah sempat dikeluarkan oleh Pemprov tempo hari kan," papar dia.
Selain itu, Manuara menyatakan saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menunda Formula E pada 2020, nyatanya pembayaran commitment fee tetap berjalan.
"Padahal tidak ada satu orang pun di muka bumi ini yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir," ujar dia.
Â
Â
Mengamankan Uang Rakyat
Manuara menyebut konsistensi PDIP dan PSI menggunakan hak interpelasi Formula E bertujuan untuk mengamankan uang rakyat.
"Intinya adalah kami mau menyelamatkan uang rakyat dan direlokasikan untuk kepentingan rakyat Jakarta," jelas dia.
Advertisement