Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo menyatakan cakupan pelayanan air bersih di Jakarta tergantung dengan daerah lain.
"DKI Jakarta itu secara sumber airnya itu sangat tergantung dengan air baku yang berasal dari luar Jakarta 81 persen layanan air minum perpipaan DKI Jakarta berasal dari asal dari Waduk Jatiluhur," kata Bambang dalam diskusi virtual, Rabu (1/9/2021).
Baca Juga
Lanjut dia, Jakarta dilewati 13 sungai dan 108 embung hingga waduk. Namun hanya 6 persen yang air bakunya dapat dimanfaatkan. Sebab mutu air baku di sungai tersebut di bawah standar.
Advertisement
"Tapi itu adalah sesuatu hal yang harus kita manfaatkan karena bagaimanapun juga saat ini Jakarta dalam cakupan layanan masih belum 60 persen," ucapnya.
Dia menyebutkan, per hari air yang mengalir di Jakarta di tiap detiknya sebanyak 20.725 liter. Jika untuk memenuhi standar cakupan layanan 100 persen pada 2030 nanti, maka air yang dibutuhkan per detiknya sebanyak 33.735 liter.
"Air yang mengalir ke Jakarta itu kurang lebih 20.725 liter per detik. Dari ini semua kita masih kekurangan kurang lebih 13.000 liter per detik," ujarnya.
Wilayah Zona Merah
Bambang menyatakan dari lima kota administrasi di Jakarta, Jakarta Barat dan Utara merupakan zona merah. Artinya, daerah tersebut tidak memiliki akses perpipaan. Banyak faktor penyebab daerah tersebut tidak memiliki akses, salah satunya tidak adanya sumber alternatif air baku.
"Kita tahu daerah yang merah itu adalah daerah Barat dan Utara DKI Jakarta di mana tidak ada sumber alternatif air yang bisa dipakai. Sehingga sampai dengan saat ini kami kemudian prioritas bagaimana melayani daerah-daerah yang saat ini berwarna merah tersebut. Dan tentunya ini sebuah kerja yang tidak biasa-biasa saja," jelas dia.
Advertisement