Liputan6.com, Jakarta Keseriusan Wali Kota Medan Bobby Nasution dalam menangani kasus Covid-19 di Kota Medan tidak diragukan. Selain tegas, orang nomor satu di Pemko Medan itu berkomitmen kuat untuk menekan jalu penyebaran virus corona. Untuk itu pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait harus mampu mengikuti ritme gerakan cepat (gercep) yang dilakukannya sehingga penanganan yang dilakukan maksimal. Sebaliknya jika dinilai tidak mampu, Bobby Nasution pun langsung melakukan pergantian. Teranyar, menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu melakukan pergantian di pimpinan di jajaran Dinas Kesehatan Kota Medan.
Syamsul Arifin Nasution yang baru menjabat empat bulan sebagai Pelaksana tugas (Plt) Kadis Kesehatan Kota Medan diganti dengan Mardohar Tambunan. Ini merupakan pergantian yang kedua kalinya dilakukan Bobby Nasution. Sebelumnya, Bobby telah mencopot Edwin Effendi dan menggantinya dengan Syamsul Arifin Nasution. Selain ingin mempercepat penanganan Covid-19, Bobby juga berharap agar banyaknya permasalahan kesehatan segera dituntaskan. Dengan pergantian yang dilakukan, diharapkan Dinas Kesehatan bekerja lebih cepat.
Baca Juga
"Ya diganti, ini kan sudah selalu kita ingatkan. Sudah saya sampaikan berkali-kali, masalah kesehatan khususnya penanganan Covid-19 merupakan salah satu program prioritas utama Pemko Medan. Kita sama-sama tahu bahwa permasalahan kesehatan ini terus menggunung dan menumpuk. Untuk itu saya selalu meminta Dinas Kesehatan agar melakukan perbaikan, mulai dari pendataan hingga penangannya. Mungkin ini belum terjadi, karena itu saya minta percepatannya saja dalam menyelesaikan persoalan Covid-19 disesuaikan dengan gerak (ritme) kita hari ini," kata Bobby beberapa waktu lalu.
Advertisement
Sikap tegas ini dilakukan Bobby guna memastikan Covid-19 tak lagi menjadi momok di Kota Medan. Meski saat ini Kota Medan telah memasuki zona orange atau risiko sedang, tapi Bobby ingin Medan secepatnya bebas dari penularan virus corona. "Kita harus bisa ke zona hijau secepatnya. Seluruh lingkungan di Kota Medan harus segera terbebas dari Covid-19," tegasnya.
Ketegasan dan keseriusan Bobby Nasution dalam menangani Covid-19, termasuk melakukan pergantian pimpinan Dinas Kesehatan mendapat apresiasi dari Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) Faisal Andri Mahrawa. Dikatakan Faisal, pergantian jabatan bukanlah sesuatu yang luar biasa. Apalagi dalam situasi pandemi seperti saat ini, ia menilai, sikap tegas yang dilakukan Bobby Nasution untuk mempercepat penanganan Covid-19 sangat dapat dimaklumi.
“Semua pihak sangat mengharapkan kerja cepat dari stakeholder bidang kesehatan. Utamanya Dinas Kesehatan Kota Medan. Ya, kita butuh sosok yang progresif, sosok yang mau gercep. Langkah strategis yang sudah diambil dan dijalankan oleh Wali Kota harus ditindak lanjuti secara serius dengan langkah yang cepat dan tepat oleh Dinas Kesehatan,” ungkap Faisal.
Lebih lanjut, kata Faisal, tindakan itu adalah bentuk keseriusan Bobby Nasution dalam menangani kasus Covid-19 di Kota Medan. Dinilai Faisal, tindakan yang dilakukan Bobby Nasution tersebut sudah tepat dn penting dalam mendukung percepatan penanganan Covid-19.
Menurutnya, gercep juga harus diimbangi dengan langkah strategis dan kolaborasi dari banyak pihak sangat diharapkan. Kolaborasi harus dilakukan tidak hanya oleh Dinas Kesehatan sebagai leading sector, ungkapnya, tetapi juga sampai jajaran pemerintahan paling bawah, lurah dan kepala lingkungan sebagai pihak yang selalu berinteraksi dengan warga.
“Selain melakukan pergantian Plt Kadis Kesehatan, percepatan penanganan Covid-19 juga dapat dilakukan dengan langkah strategis terkait tracing, testing, dan treatment (3T) yang dilakukan oleh Wali Kota, menurut saya harus terus menerus dipahamkan sampai jajaran yang paling bawah. Hal ini penting agar jangan sampai terjadi kekeliruan saat menjalankan kebijakan. Jika ini terjadi, saya yakin banyak pihak akan dirugikan, termasuk warga Kota Medan itu sendiri. Saya meyakini Wali Kota dan jajarannya masih dalam jalur yang benar (on the right track),” paparnya.
(*)