Sukses

Menko PMK: Tuberkulosis Seperti Gunung Es, Gejalanya Mirip Covid-19

Muhadjir Effendy menyebut, penderita tuberkulosis ada yang bergejala dan tanpa gejala, seperti Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut penyakit tuberkulosis atau TBC di Indonesia seperti fenomena gunung es. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan kasus penyakit TBC tertinggi di dunia.

Muhadjir mengatakan, saat ini jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia mencapai sekitar 845.000. Sementara itu, masih sekitar 57 persen kasus tuberkulosis di Indonesia belum teridentifikasi.

"Ini merupakan fenomena gunung es. Kalau salah satu keluarga kena TB, itu kemungkinan bisa keluarga sekitarnya juga terinfeksi TB," ujar Muhadjir dikutip dari siaran persnya, Minggu (5/9/2021).

Menurut dia, penyakit tuberkulosis menjadi ancaman kesehatan yang memerlukan penanganan serius di Indonesia. Terlebih, gejala tuberkulosis mirip dengan penyakit Covid-19, yakni ada orang yang menderita TBC namun tak bergejala.

"Dan TB (tuberkulosis) ini gejalanya mirip Covid-19, ada yang orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala. Karena itu dengan adanya tracing ini kita bisa lebih tahu persis karena bisa termasuk mereka yang bergejala atau tidak," jelasnya.

Oleh sebab itu, Muhadjir menekankan pentingnya skrining dan pelacakan kasus tuberkulosis untuk memecahkan kasus gunung es yang tidak terdeteksi.

Dia pun mengapresiasi upaya Pemkot Yogyakarta bersama dengan Zero TB UGM yang melakukan layanan mobile screening untuk mendeteksi kasus-kasus tuberkulosis di wilayahnya.

Dia menuturkan layanan mobile screening ini menjadi yang pertama di Indonesia yang melakukan skrining keliling di wilayah-wilayah kecamatan dengan angka kasus tuberkulosis yang cukup tinggi di Kota Yogyakarta.

 

2 dari 2 halaman

Akan Replikasi Program Skrining Tuberkulosis

Muhadjir menilai pelaksanaan skrining kasus ini bisa menjadi model dalam penanganan tuberkulosis di daerah lain.

"Saya sangat mengapresiasi pemerintah Kota Yogyakarta yang telah menginisasi kegiatan penemuan kasus secara aktif dan pelacakan kontak erat TB di Kota Yogyakarta. Nanti akan saya kaji kalau memang sangat visible bisa didiseminasi, artinya bisa digunakan untuk wilayah-wilayah yang lain," tutur Muhadjir.

Dia pun akan memerintahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkaji inovasi tersebut untuk bisa mereplikasi dan menjadikan program pengentasan tuberkulosis di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Perpres No. 67 Tahun 2021 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

"Tentu akan kita pelajari. Mudah-mudahan bisa ditekan juga biaya-biaya peralatan yang diperlukan dan bisa digunakan secara masif. Karena kita punya target tahun 2030 kita bisa bersih dari TB sesuai dengan perintah Pak Presiden," kata Muhadjir.