Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan, pemerintah tetap melanjutkan pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu sejumlah pengusaha di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/9/2021).
Adapun para pengusaha yang hadir terdiri dari Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), hingga Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca Juga
"Disampaikan oleh Bapak Presiden terkait dengan pembangunan ibu kota baru yang perencanaannya akan terus dilaksanakan," kata Airlangga kepada wartawan usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (8/9/2021).
Advertisement
Kendati begitu, dia mengatakan bahwa proses pemindahan ibu kota negara baru membutuhkan waktu yang cukup. Airlangga memperkirakan, setidaknya butuh 20 tahun untuk pemerintah menyelesaikan proses pemindahan ibu kota baru ke Penajam Paser Utara.
"Pengembangan ini akan dilakukan dalam 15 tahun (sampai) 20 tahun ke depan," ucap Airlangga.
Minta Terus Waspada Covid-19
Selain itu, kata dia, pertemuan ini juga membahas soal situasi Covid-19 di Indonesia saat ini. Jokowi menyampaikan bahwa kasus aktif virus Corona saat ini sudah menurun di angka 10.000 per hari atau secara akumulasi sebanyak 150.000.
Namun, Jokowi menekankan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia belum berakhir meskipun kasus sudah melandai. Oleh sebab itu, dia meminta terus waspada terhadap penyebaran Covid-19.
"Tentu langkah-langkah yanv sudah dilakukan oleh pemerintah ini untuk terus dijaga bahwa pandemi covid belum berakhir dan diminta agar seluruh masyarakat untuk terus waspada," jelas Airlangga.
Dia menuturkan, kasus Covid-19 akan sangat mempengaruhi kondisi ekonomi nasional. Pasalnya, apabila kasus virus Corona naik signifikan maka ekonomi nasional akan langsung anjlok.
"Diminta kepada pemimpin-pemimpim perusahaan, para CEO para asosiasi, dan KADIN untuk juga mengingatkan bahwa ini harus dijaga terus karena PE (pertumbuhan ekonomi) itu berbanding terbalik dengan penanganan Covid," kata Airlangga.
"Jadi kalau Covid-nya tinggi maka ekonomimya akan rendah. Sebaliknya, apabila covid-nya rendah ekonominya akan menggeliat," sambung dia.
Advertisement