Liputan6.com, Jakarta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus mendorong upaya transmigrasi bagi keluarga pra sejahtera. Hingga tahun ini Kemendesa PDTT telah berhasil mendorong 2,2 juta kepala keluarga untuk pindah ke wilayah potensial baru.
“Sampai tahun 2021 ini, pemerintah sudah memindahkan sebanyak 2,2 juta keluarga atau 9,1 juta jiwa yang telah bertransmigrasi ke seluruh Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemendes PDTT, Aisyah Gamawati, dalam acara Kuliah Online Akademi Desa bertajuk Kontribusi Transmigrasi Membangun Negeri, Kamis (9/9/2021).
Dia mengatakan, penyelenggaraan transmigrasi terbukti memberikan manfaat bagi para transmigran maupun wilayah tujuan transmigrasi. Bagi para transmigran mereka mendapatkan harapan baru untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, sedangkan di wilayah tujuan transmigrasi tercipta pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Advertisement
“Transmigrasi merupakan langkah kongkret dan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyeimbangkan kepadatan wilayah, serta mengembangkan wilayah tujuan transmigran,” katanya.
Aisyah mengungkapkan para transmigran mendapatkan berbagai fasilitas dari pemerintah untuk berkembang. Mereka memperoleh hak milik atas tanah, mendapatkan bantuan permodalan dan sarana-prasarana dan sarana produksi.
“Selain itu para transmigrant juga memperoleh jaminan pengurusan administrasi dengan badan usaha, peningkatan pendapatan, pendidikan dan pelatihan, serta pelayanan Kesehatan,” katanya.
Program transmigrasi, lanjut Aisyah juga terbukti menciptakan pusat pemerintahan baru, pusat pertumbuhan ekonomi baru, dan pusat produksi baru. Hal itu berdampak pada peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah.
“Fakta tersebut antara lain bisa kita lihat dengan terbentuknya 1.529 Desa definitif, kemudian ada 454 ibu kota kecamatan, kemudian ada 114 ibu kota kabupaten dan bahkan ada 2 ibukota provinsi di Indonesia, seperti Mamuju ibu kota Provinsi Sulawesi Barat dan Tanjung Selor atau Bulungan ibu kota Provinsi Kalimantan Utara Itu terbentuk karena dukungan program transmigrasi,” katanya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
In Line dengan SDGs Desa
Dalam kesempatan tersebut, Aisyah menegaskan jika program transmigrasi sudah sejalan (in line) dengan tujuan SDGs Desa. Menurutnya terkait upaya peningkatan kesejahteraan para transmigrant dan wilayah sekitar lokasi transmigrasi telah sesuai dengan poin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 11 dan 18 SDGs Desa. Sedangkan untuk pengembangan wilayah dan pemerataan pembangunan sesuai dengan poin 9, 12 dan 17 SDGs Desa.
“Jadi jelas tujuan penyelenggaraan transmigrasi itu in line dengan tujuan SDGs Desa,” jelasnya.
Aisyah menyampaikan, bahwa program transmigrasi memang bukan program instan. Dibutuhkan waktu Panjang untuk proses meyakinkan calon transmigran, pemberangkatan, hingga perkembangan mereka di wilayah baru.
“Tetapi kami sangat yakin jika program transmigrasi kedepan akan mengatasi darurat kependudukan dan darurat pangan,” pungkasnya.
Advertisement