Sukses

Menlu Ungkap Sulitnya Mencari Vaksin Covid-19

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkap sulitnya mencari vaksin Covid-19 karena persediaan vaksin di dunia tak sebanding dengan kebutuhan dari berbagai negara.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkap sulitnya mencari vaksin Covid-19 karena persediaan vaksin di dunia tak sebanding dengan kebutuhan dari berbagai negara.

"Sangat tidak mudah mencari vaksin sampai saat ini. Kenapa tidak mudah? Pertama karena jumlah antara pasokan vaksin dunia dengan permintaan sangat tidak sebanding," kata Menlu Retno di Yogyakarta, Sabtu (11/9/2021).

Permintaan vaksin Covid-19, kata Retno lebih banyak dibanding ketersediaannya. 

Selain itu, adanya kebijakan negara-negara yang menghambat pengiriman vaksin seperti restriksi atau pembatasan ekspor juga menjadi kendala sulitnya mengirim vaksin.

"Akibatnya terjadi gap terhadap vaksin yang cukup besar antara negara berpenghasilan tinggi dengan negara yang berpenghasilan rendah," ujar Retno seperti dikutip dari Antara.

Retno mengungkap 5,5 miliar dosis vaksin Covid-19 sudah disuntikkan ke masyarakat global. Namun, 80 persen di antaranya ada di negara berpenghasilan tinggi.

"Bahwa saat ini diseluruh dunia 5,5 miliar dosis vaksin telah di suntikan. Menunjukkan adanya gap 80 persen dari 5,5 miliar dimiliki oleh negara berpenghasilan tinggi," kata dia.

Meski demikian, kata Retno, hingga saat ini Indonesia telah menerima 227.411.510 dosis vaksin, baik diperoleh melalui jalur komersial, maupun jalur dukungan dari Covax Facility maupun dari negara-negara sahabat.

2 dari 2 halaman

Terus Lakukan Diplomasi

Retno menegaskan, sampai saat ini pihaknya terus berdiplomasi dan merajut kerja sama dengan berbagai negara agar kebutuhan vaksin di Tanah Air dapat tercukupi.

"Ibu bapak, siang malam 24 jam pemerintah terus berupaya untuk mendapatkan akses terhadap vaksin untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia dan selama hampir 18 bulan ini mesin diplomasi kita terus bergerak," tutur Menlu.

Ia bersyukur vaksinasi di Indonesia telah melampaui target WHO karena hingga saat ini 34 persen populasi telah memperoleh vaksin dosis pertama dan 20 persen populasi telah mendapatkan suntikan dosis kedua. 

Tidak hanya itu, dari jumlah dosis yang disuntikkan, ia menyebutkan Indonesia merupakan negara terbesar keempat di Asia setelah Tiongkok, India, dan Jepang.

"Walaupun capaian kita sudah baik, namun kerja keras masih terus diperlukan agar kita dapat melakukan akselerasi vaksinasi untuk mencapai target populasi yang telah ditetapkan," ujar Retno Marsudi.