Sukses

Sederet Keunikan JIS Mulai dari Desain hingga Sertifikasi

Perjalanan Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara kini sudah mencapai sekitar 69 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara kini sudah mencapai sekitar 69 persen.

Rupanya, terdapat sejumlah hal yang menarik di pembangunan JIS tersebut. Misalnya desain bangunan utama JIS dari filosofi ikat kepala khas Betawi, sedangkan desain bagian depannya memiliki lubang-lubang kecil dari filosofi ornamen Betawi yakni gigi balang.

"Ikat kepala khas Betawi itu bentuknya kain melingkar dan unik. Kami transformasikan dalam desain bangunan utama stadion, berupa kubah, seperti mangkok yang tidak terputus dan bentuk dasar lingkaran," kata Manajer Proyek PT Jakarta Propertindo atau Jakpro Arry Wibowo dalam siaran langsung pada akun Instagramnya, Jakarta, Minggu malam 12 September 2021.

Selain itu diungkapkan Arry, JIS akan menerapkan Zero Run Off, yaitu meresapkan air hujan ke tanah untuk dialirkan melalui saluran air Kota Jakarta Utara.

Mekanisme 'Zero Run Off' itu membuat air hujan tidak menggenangi area sekitar stadion yang berlokasi di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, tersebut.

"Jadi ketika ada air hujan atau limpasan, itu tidak akan membanjiri kawasan sekitar, melainkan akan diresapkan di kawasan Jakarta International Stadium dan juga dialirkan melalui saluran kota," kata Arry.

Berikut sederet fakta menarik mengenai bangunan dan fasilitas yang ada di Jakarta International Stadium (JIS) dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 7 halaman

1. Desain Bangunan Filosofi Ikat Kepala Betawi

Manajer Proyek PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Arry Wibowo mengatakan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara, desain bangunan utamanya dari filosofi ikat kepala khas Betawi, sedangkan desain bagian depannya memiliki lubang-lubang kecil dari filosofi ornamen Betawi yakni gigi balang.

"Ikat kepala khas Betawi itu bentuknya kain melingkar dan unik. Kami transformasikan dalam desain bangunan utama stadion, berupa kubah, seperti mangkok yang tidak terputus dan bentuk dasar lingkaran," kata Arry Wibowo dalam siaran langsung pada akun Instagramnya, Jakarta, Minggu malam 12 September 2021.

Menurut Arry Wibowo, sedangkan bagian depan bangunan yang ada lubang-lubang kecil diinspirasi dari ornamen Betawi gigi balang.

"Kalau sering melihat ornamen Betawi gigi balang. Itu kami ambil untuk bagian dari perforasi fasad," kata Arry.

 

3 dari 7 halaman

2. Corak Harimau, Penuhi Syarat Green Building

Arry menjelaskan, bagian muka bangunan atau fasad JIS akan memiliki perforasi yang dari jauh tampak membentuk seperti corak harimau.

"Lubang-lubang itu juga stilasi dari filosofi ornamen gigi balang," katanya.

Namun, penggunaan lubang-lubang kecil atau perforasi pada desain JIS tak sekadar untuk estetika saja, tapi juga untuk memudahkan sirkulasi udara ke dalam bangunan stadion.

"Ini untuk pemenuhan green building, karena 50 persen dari komponen ini akan mengalirkan udara secara alami. Jadi udara akan masuk untuk mendinginkan, khususnya untuk area tribun," kata Arry.

 

4 dari 7 halaman

3. Ornamen Gigi Balang

Menurut Arry, ornamen gigi balang akan diterapkan juga pada jalur penghubung atau akses pedestrian di sisi barat dan timur JIS dan beberapa desain plafon pada bagian dalam bangunan, seperti di ruangan media dan ruang konferensi pers.

"Di plafonnya, akan ada ornamen menyerupai gigi balang yang akan kami transformasikan dalam konsep interior," katanya yang dikutip dari Antara.

Menurut dia, semangatnya karena bangunan didirikan di Jakarta, maka desainnya ditransformasikan dari budaya lokal yaitu budaya Betawi.

"Kami lakukan adopsi di bangunan JIS," ucap Arry.

 

5 dari 7 halaman

4. Terapkan Zero Run Off

Arry kemudian mengatakan, JIS menerapkan Zero Run Off, yaitu meresapkan air hujan ke tanah untuk dialirkan melalui saluran air Kota Jakarta Utara.

Mekanisme 'Zero Run Off' itu membuat air hujan tidak menggenangi area sekitar stadion yang berlokasi di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, tersebut.

"Jadi ketika ada air hujan atau limpasan, itu tidak akan membanjiri kawasan sekitar, melainkan akan diresapkan di kawasan Jakarta International Stadium dan juga dialirkan melalui saluran kota," ujar Arry.

Arry menambahkan, debit hujan sepanjang tahun dan lain-lain juga ikut diperhitungkan saat perencanaan pembangunan stadion tersebut.

 

6 dari 7 halaman

5. Fitur Otomatis

Selain itu, wastafel, keran tembok maupun pancuran di ruang ganti pemain nantinya akan dilengkapi dengan fitur berhenti otomatis, dan setiap fitur diatur penggunaannya sesuai dengan standar umum.

"Misalnya, standar penggunaan shower mesti di bawah sembilan liter per menit," jelas Arry.

 

7 dari 7 halaman

6. Manfaatkan Air Hujan, Raih Sertifikasi GBCI

Di JIS juga rencananya akan dibuatkan tangki penampungan air hujan dan penyulingannya, sehingga air hujan bisa dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman dan rumput lapangan, termasuk flushing di toilet.

Sehingga JIS mampu memenuhi salah satu parameter penilaian desain bangunan ramah lingkungan (green design recognition), yakni Konservasi Air (Water Conservation/ WAC).

Jakarta International Stadium (JIS) meraih predikat platinum dengan skor 91 untuk pengakuan green design recognition dari lembaga sertifikasi dari Dewan Lembaga Konsili Bangunan Hijau Indonesia (Green Building Council Indonesia/ GBCI).

GBCI merupakan anggota dari Lembaga Konsili Bangunan Hijau Dunia (World Green Building Council/WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada dengan beranggotakan 102 negara di seluruh dunia.

Penilaian greenship level platinum pada green design recognition disandarkan kepada enam parameter pemeriksaan (verifikasi), yaitu: Appropriate Site Development (ASD), memperoleh poin sebesar 12, Energy Efficiency and Conservation (EEC) mendapatkan poin 24, Water Conservation (WAC) memperoleh poin 18, Material Resources and Cycle (MRC) meraih dua poin, Indoor Health and Comfort (IHC) mendapatkan empat poin, dan Building Environment Management (BEM) memperoleh tiga poin.

 

(Deni Koesnaedi)