Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak angkat bicara soal sistem jaringan internal 10 kementerian dan lembaga negara yang diduga disusupi kelompok hacker asal Tiongkok, salah satunya Badan Intelijen Negara (BIN).
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut pihaknya terus melakukan pemantauan atas kabar yang menyebut, sistem jaringan internal milik 10 kementerian dan lembaga yang diduga telah disusupi kelompok hacker Tiongkok.
Baca Juga
"Langkah utama yang kami lakukan adalah memberikan peringatan dan imbauan keamanan kepada kementerian dan instansi pemerintah lainnya," kata Juru Bicara BSSN Anton Setiawan melalui pesan singkat, Senin 13 September 2021.
Advertisement
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan mengenai serangan siber sebaiknya ditujukan ke BSSN. Namun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan selalu ikut membantu.
Berikut deretan tanggapan terkait dugaan sistem jaringan internal 10 kementerian dan lembaga negara yang diduga disusupi kelompok hacker asal Tiongkok, salah satunya BIN dihimpun Liputan6.com:
1. PKS
Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri Sukamta menyesalkan keterulangan bobolnya sistem sejumlah lembaga dari serangan peretas luar negeri.
Setidaknya 10 kementerian/lembaga diduga disusupi kelompok peretas China dengan julukan Mustang Panda.
Sukamta meminta pemerintah serius dalam melakukan pengamanan situs dan data di Indonesia.
"Kasus pembobolan jutaan data telah berulang kali namun pemerintah dalam hal ini Kominfo sebagai kementerian leading sector yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi seperti macan ompong. Aumannya kencang tapi tidak bisa menggigit. Kasus penipuan online, pembobolan jutaan data seperti angin lalu tak jelas arahnya," tegasnya dalam keterangan tulis, Senin 13 September 2021.
Kominfo, lanjut Sukamta, sebatas hanya bisa memblokir situs-situs porno, judi, penipuan, SARA dan lain-lain. Sementara dalam menjaga keamanan data justru dianggap melempem.
Sebuah catatan lain juga diberikan Sukamta mengenai maraknya serangan peretas berasal dari China.
Menurut Sukamta, serangan secara massif di berbagai negara yang menjalin kerjasama ekonomi seperti Indonesia saat ini penting untuk diperhatikan.
"Indonesia bekerja sama dengan China di bidang ekonomi, namun menjadi aneh ketika data-data strategis di Kementerian dan Lembaga disasar oleh hacker China. Apakah ini murni peretasan untuk tujuan prestise dan ekonomis bagi nama kelompok hacker ataukah peretasan ini terjadi secara terstruktur dengan tujuan selain ekonomi," kata Anggota Komisi I DPR RI itu.
Spionase oleh Mustang Panda ini, kata Sukamta, kemungkinan juga bukan satu-satunya upaya pembobolan data-data strategis. Ia menduga bisa jadi ada yang lain, namun belum terungkap.
"Maka tugas BSSN ialah menangkalkan dan mengungkap setiap spionase data strategis Indonesia agar kasus-kasus pembobolan data bisa tuntas,” ujar dia.
Bila ditemukan ini spinonase yang direncanakan, menurut dia, Pemerintah Indonesia perlu melakukan protes kepada Pemerintah China.
Advertisement
2. BSSN
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut pihaknya terus melakukan pemantauan atas kabar yang menyebut, sistem jaringan internal milik 10 kementerian dan lembaga yang diduga telah disusupi kelompok hacker Tiongkok.
Pernyataan ini diungkap oleh Juru Bicara BSSN Anton Setiawan melalui pesan kepada Tekno Liputan6.com.
Selain terus memantau, dikatakan Anton, BSSN juga berkomunikasi dengan seluruh kementerian dan lembaga pemerintah terkait keamanan siber.
"Langkah utama yang kami lakukan adalah memberikan peringatan dan imbauan keamanan kepada kementerian dan instansi pemerintah lainnya," kata Anton dalam pesannya.
3. Menkominfo
Sistem jaringan internal 10 kementerian dan lembaga negara diduga disusupi kelompok hacker asal Tiongkok. Salah satunya lembaga negara yang disusupi adalah BIN.
Terkait dugaan ini Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan mengenai serangan siber sebaiknya ditujukan ke BSSN. Namun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan selalu ikut membantu.
"Yang terkait dengan serangan siber sebaiknya ke BSSN. Kemkominfo selalu akan ikut membantu sesuai tupoksinya," tutur Menkominfo saat dihubungi.
Advertisement