Liputan6.com, Jakarta Beredar kabar kalau sistem internal 10 kementerian dan lembaga negara telah disusupi peretas atau hacker asal China dengan julukan Mustang Panda. Dugaan lembaga negara yang disusupi salah satunya adalah Badan Intelijen Negara (BIN).
Kabar ini diungkap berdasarkan laporan dari Insikt Group, divisi riset ancaman dari The Record Future.
Baca Juga
Mereka mendeteksi ada malware command and control (C&C) dari kelompok hacker yang kerap melakukan aksi spionase (Mustang Panda) di dalam jaringan pemerintah Indonesia pada April 2021.
Advertisement
Merespons hal tersebut, Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto berkaca pada isu kebocoran data eHAC, meminta kepada masyarakat untuk jangan asal percaya terkait isu kebocoran data milik pemerintah.
"Masyarakat diharapkan untuk tidak mudah mempercayai informasi yang berkembang dan tetap melakukan check, recheck, dan cross check atas informasi yang ada di masyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat sebelumnya juga muncul isu hoaks kebocoran data eHAC," kata Wawan kepada Liputan6.com, Selasa (14/9/2021).
Selain itu, Wawan juga mengungkapkan kalau sistem jaringan dan server milik BIN saat ini dalam kondisi aman terkendali.
Berikut pernyataan BIN soal kabar sistem jaringannya diretas hacker China dihimpun Liputan6.com:
1. Server Jaringan BIN Aman
Badan Intelijen Negara (BIN) membantah kabar bahwa sistem jaringan internalnya diretas oleh hacker asal China.
Pihaknya memastikan bahwa saat ini server mereka dalam kondisi aman terkendali dan tak ada pembobolan jaringan ataupun server.
"Hingga saat ini server BIN masih dalam kondisi aman terkendali dan tidak terjadi hack sebagaimana isu yang beredar bahwa server BIN diretas hacker asal China," jelas Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto kepada Liputan6.com, Selasa (14/9/2021).
Â
Advertisement
2. Jalin Koordinasi dan Dalami Kebenaran Isu
Walau sudah dikabarkan aman, Wawan mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait dan tetap mendalami informasi soal peretasan jaringan oleh hacker asal China tersebut.
"BIN saat ini terus mendalami dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait kebenaran informasi peretasan server BIN maupun kementerian/lembaga lainnya," ujarnya.
Â
3. Pastikan Bebas Diretas, BIN Kerjasama Antarlembaga
Wawan menyampaikan pihaknya selalu melakukan pengecekan secara berkala terhadap sistem yang berjalan, termasuk server.
BIN pun bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) agar jaringannya tak diretas oleh pihak manapun.
"BIN bekerja sama dengan BSSN, Kominfo serta lembaga pemerintah lainnya untuk memastikan jaringan BIN aman dan bebas dari peretasan," jelas Wawan.Â
Â
Advertisement
4. Sebut Serangan Siber Hal yang Wajar
Merespons kabar bahwa jaringan internal BIN telah disusupi oleh hacker asal China, Wawan menyatakan kalau serangan siber ke lembaganya tersebut merupakan hal yang wajar.
"Serangan siber terhadap BIN adalah hal yang wajar, mengingat BIN terus bekerja untuk menjaga kedaulatan NKRI dan mengamankan kepentingan nasional rakyat Indonesia," kata Wawan kepada wartawan, Selasa (14/9/2021).
Â
5. Minta Masyarakat Jangan Asal Percaya Isu Kebocoran Data
Wawan juga meminta publik untuk tak mudah mempercayai kabar soal kebocoran data milik pemerintah.
Berkaca dengan isu kebocoran data eHAC yang ternyata tidak benar, menurutnya masyarakat harus lebih mengecek lagi kebenaran informasi yang beredar.
"Masyarakat diharapkan untuk tidak mudah mempercayai informasi yang berkembang dan tetap melakukan check, recheck, dan cross check atas informasi yang ada di masyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat sebelumnya juga muncul isu hoaks kebocoran data eHAC," ujar Wawan.
Â
Deni KoesnaediÂ
Advertisement