Sukses

Giring PSI Sebut Anies Baswedan Pembohong, Jangan Dipilih pada 2024

Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha berpandangan, Anies telah menipu rakyat sebab menggelontorkan uang Rp 1 triliun untuk ajang balap Formula-E.

Liputan6.com, Jakarta - Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha meminta kepada khalayak untuk tidak memilih Gubernur DKI Anies Baswedan sebagai calon presiden Indonesia berikutnya. Menurut Giring, Anies adalah seorang pembohong yang telah menggunakan uang rakyat demi ego pribadi.

"Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong, jangan sampai jatuh ke Anies Baswedan," kata Giring seperti dikutip dari akun resmi Twitter PSI, Selasa (21/9/2021).

Giring menegaskan, seorang pemimpin sejati akan berupaya sekeras mungkin untuk menyelamatkan rakyat dan seorang pembohong tidak demikian.

"Pemimpin selamatkan uang rakyat untuk kepentingan yang lebih besar," tegas Giring.

Giring berpandangan, Anies telah menipu rakyat sebab menggelontorkan uang Rp 1 triliun untuk ajang balap Formula-E. Giring meyakini, uang itu adalah milik rakyat yang dihamburkan Anies ketimbang menyelamatkan kondisi rakyat akibat pandemi.

"Bersama PSI jaga uang rakyat," tandas Giring Ganesha.

Sementara itu, PSI adalah partai yang menyuarakan hak interpelasi Formula-E di DPRD Jakarta. Diketahui hak interpelasi adalah hak meminta keterangan kepada Pemerintah oleh Parlemen mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Bersama PSI, ada juga PDI Perjuangan yang menyuarakan hak tersebut kepada Pemprov DKI Jakarta. Kedua partai ini menilai, ajang balap itu berpotensi mengalami kerugian bagi ekonomi Jakarta. Namun menurut mereka, Anies berkukuh menyelenggarakan ajang balap mobil listrik itu pada 2022 meski situasi masih mencoba pulih dari pandemi.

 

2 dari 2 halaman

PSI Pertanyakan Perbedaan Biaya Komitmen Formula E di Jakarta dengan Kota Lain

Wakil Ketua Komisi E dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo mempertanyakan tingginya commitment fee atau biaya komitmen penyelenggaraan Formula E di Jakarta. Biaya komitmen sebesar 122,102 juta Poundsterling atau setara Rp 2,4 Triliun.

Menurut dia, di sejumlah kota penyelenggara Formula E seperti New York, Amerika Serikat tidak dikenai biaya commitment fee, bahkan kota Roma, Italia dibebaskan biaya commitment fee hingga penyelenggaraan tahun 2025.

"Ini patut dipertanyakan, mengapa biaya commitment fee Formula E Jakarta sangat tinggi dan jelas membebani APBD Jakarta," kata Anggara dalam keterangan tertulis, Minggu (19/9/2021).

Dia mengatakan, penyelenggaraan Formula E di Montreal, Kanada hanya terdapat biaya Nomination fees for the City of Montreal sebesar C$151,000 atau setara Rp 1,7 miliar dan Race fees sebesar C$1.5 juta atau setara Rp 17 miliar, dengan total biaya sebesar Rp 18,7 miliar.

Karena hal itu, Anggara meminta Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo lebih jeli kembali.

"Dan mempertanyakan mengapa penerapan biaya komitmen fee di berbagai kota berbeda. Mengapa Montreal hanya membayar 5 persen dari biaya commitment fee yang ditagihkan Dispora," papar dia.

Selain itu, Anggara juga menyebut banyak informasi mengenai Formula E yang tidak dijelaskan detail oleh Pemprov DKI Jakarta.

"Jika tidak ada interpelasi, maka semua ini akan jadi misteri bagi semua warga Jakarta, karena tidak ada kejelasan dari Pemprov DKI Jakarta dan Gubernur Anies," jelas Anggara.