Sukses

6 Provinsi Paling Banyak Terjadi Klaster Covid-19 di Sekolah

Jawa Timur menjadi provinsi paling banyak melaporkan temuan klaster Covid-19 di sekolah selama gelaran PTM terbatas.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menemukan 1.303 sekolah menjadi klaster Covid-19 selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Hal itu terungkap dari data survei yang dilakukan oleh Kemendikbudristek dan dipublikasikan pada situs https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/, per Kamis, 23 September 2021.

Jawa Timur menjadi provinsi paling banyak melaporkan temuan klaster Covid-19 di sekolah selama gelaran PTM terbatas. Terdapat 165 atau 2,77 persen sekolah di Jawa Timur menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Kemudian diikuti Jawa Barat menjadi dengan temuan klaster Covid-19 pada sekolah terbanyak kedua. Sebanyak 149 sekolah atau 2,25 persen.

Kemudian Jawa Tengah yang mencatat temuan klaster sebanyak 131 atau 3,70 persen sekolah.

Selanjutnya ada Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 104 sekolah atau 6,08 persen. Serta Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang masing-masing mencatat jumlah klaster di sekolah sebanyak 52 atau 2,43 persen dan 51 atau 3,88 persen.

Sebelumnya, di seluruh Indonesia ditemukan lebih dari seribu sekolah yang menjadi klaster penularan Covid-19 atau setara dengan 2,77 persen dari total 47.005 responden sekolah di seluruh Indonesia yang telah menggelar PTM terbatas.

Kemendikbudristek mencatat ada 7.287 guru dan tenaga kependidikan yang terinfeksi Covid-19 selama menggelar PTM terbatas.

Sementara sebanyak 15.456 siswa yang terinfeksi Covid-19 selama menggelar PTM terbatas.

 

2 dari 2 halaman

Klaster Perjenjang Pendidikan

Adapun rincian klaster Covid-19 per jenjang sekolah adalah sebagai berikut:

- PAUD : 1,91 persen ditemukan klaster Covid-19 atau setara 251 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jumlah guru dan siswa PAUD yang terkonfirmasi Covid-19 masing-masing sebanyak 956 guru dan 2.006 peserta didik.

- SD : 2,77 persen ditemukan klaster Covid-19 pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Angka itu sebanyak 583 SD. Jumlah guru dan siswa SD yang terkonfirmasi Covid-19 selama PTM terbatas sebanyak 3.166 guru dan 6.928 siswa.

- SMP: 3,42 persen ditemukan klaster Covid-19 pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat gelaran PTM terbatas. Jumlah itu setara 244 SMP. Adapun guru dan siswa SMP yang terinfeksi Covid-19 selama PTM terbatas masing-masing sebanyak 1.482 untuk guru dan 2.201 untuk siswa.

- SMA: 4,55 persen Sekolah Menengah Atas (SMA) dilaporkan menjadi klaster penularan Covid-19 selama menggelar PTM terbatas. Angka ini setara 109 SMA. Terdapat 797 guru dan 1.934 siswa SMA yang terkonfirmasi positif Covid-19.

- SMK: 3,07 persen ditemukan klaster Covid-19 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) saat pelaksanaan PTM terbatas. Jumlah ini sebanyak 71 SMK. Sementara terdapat 605 guru dan 1.590 siswa SMK yang terkonfirmasi Covid-19.

- SLB: 3,27 persen jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) dilaporkan telah terjadi klaster Covid-19 selama PTM terbatas. Jumlahnya sebanyak 13 SLB. Terdapat 135 guru dan 112 siswa SLB yang terkonfirmasi Covid-19.