Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan, data 1.303 sekolah yang menjadi klaster Covid-19 selama PTM Terbatas bukan data akumulasi satu bulan terakhir. Melainkan data rekap dari 2020.
"Angka satuan pendidikan 2,8 persen (klaster Covid-19) pada satuan pendidikan kita, bukanlah akumulasi dari satu bulan terakhir atau akumulasi dari pemberlakuan PTM Terbatas setelah PPKM Darurat Level 1-3. Bukan, jadi itu adalah akumulasi sejak bulan Juli 2020 atau Tahun Ajaran 2020/2021 sampai Tahun Ajaran 2021/2022 bulan September ini," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek, Jumeri dalam konferensi pers daring pada Jumat (24/9/2021).
Baca Juga
Jumeri meluruskan, data munculnya seribu lebih klaster Covid-19 di sekolah merupakan data akumulasi dari 14 bulan terakhir. Baik sekolah yang sudah menjalankan PTM Terbatas maupun yang belum.
Advertisement
Sebelumnya, melalui situs https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/, Kemendikbudristek merilis temuan 1.303 sekolah jadi klaster penularan Covid-19. Dalam situs tersebut tertulis bahwa munculnya klaster dalam pelaksanaan PTM Terbatas.
Seluruh provinsi di Indonesia dilaporkan muncul klaster Covid-19 di sekolah selama periode Juli 2020 hingga September 2021. Jawa Timur tercatat menjadi provinsi paling dominan munculnya klaster Covid-19 di sekolah.
Mengacu pada data dalam portal tersebut, 165 atau 2,77 persen sekolah di Jawa Timur menjadi klaster penyebaran Covid-19 selama PTM Terbatas.
Terdapat 917 guru dan tenaga kependidikan serta 2.507 siswa di Jawa Timur yang terkonfirmasi positif Covid-19. Temuan klaster paling tinggi berada pada jenjang Sekolah Dasar (SD), yakni 65 sekolah.
Terdapat 235 guru dan tenaga kependidikan SD di Jawa Timur yang positif Covid-19. Serta 831 siswa SD yang juga positif Covid-19.
Pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Jawa Timur mencatat temuan klaster Covid-19 sebanyak 51 sekolah. Terdapat 274 guru dan tenaga kependidikan dan 511 siswa pada jenjang PAUD yang positif Covid-19.
Sementara pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 23 sekolah menjadi klaster Covid-19. Dengan 171 guru dan tenaga kependidikan serta 236 siswa SMP yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Jawa Timur masing-masing mencatat temuan klaster Covid-19 sebanyak 8, 16, 1 sekolah.
Klaster di Jawa Barat
Posisi Jawa Timur diikuti oleh Jawa Barat dengan temuan klaster Covid-19 pada sekolah sebanyak 149 sekolah atau 2,25 persen. Kemudian Jawa Tengah yang mencatat temuan klaster sebanyak 131 atau 3,70 persen sekolah.
Selanjutnya ada Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 104 sekolah atau 6,08 persen. Serta Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang masing-masing mencatat jumlah klaster di sekolah sebanyak 52 atau 2,43 persen dan 51 atau 3,88 persen.
Advertisement