Sukses

Komisi IX DPR: Indonesia Bisa Jadikan PPKM Contoh Penanganan Covid-19 yang Ideal Bagi Negara Sahabat

Rahmad menyambut baik langkah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjadikan Presiden Jokowi sebagai salah satu kepala negara yang dimintai masukan dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan, cara Pemerintah Indonesia menangani Covid-19 dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bisa ditularkan ke negara lain. Sebab, PPKM efektif menurunkan kasus Covid-19 di tanah air.

"Saya kira penerapan level 1 sampai 4 itu bisa dilakukan di seluruh dunia, artinya ketika wilayah itu menggunakan level mana yang perlu ditutup, mana yang sangat ketat, mana yang perlu dilonggarkan, mana yang perlu dibuka sedikit-sedikit dengan prasyarat-prasyarat, ini merupakan hal sangat positif untuk disampaikan ke negara lain," ujar Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo kepada wartawan, Senin (27/9/2021).

Maka itu, dia menyambut baik langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjadikan Presiden Jokowi sebagai salah satu kepala negara yang dimintai masukan dalam mengatasi pandemi Covid-19. 

Rahmad mengakui perlu kerja sama antar negara dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

"Tentu saya kira presiden menyambut baik bagaimana bertukar pikiran menularkan ilmu yang sudah dilakukan di Indonesia untuk bisa disampaikan ke Amerika maupun ke negara lain. Karena kita juga sebagai bangsa tentu belajar dari negara lain kan," katanya.

Dia menambahkan, ketika semua negara di dunia ini bergandengan tangan atau bergotong royong, maka Pandemi Covid-19 bisa cepat diatasi. 

"Mudah-mudahan kolaborasi dan apa yang sudah dilakukan di Indonesia bisa dikloning di Amerika, sehingga di sana kasusnya bisa segera menurun dan bisa dikendalikan," imbuhnya.

Di sisi lain, dia menyayangkan masih adanya pihak di dalam negeri yang mengkritik pemerintah dalam menangani Pandemi Covid-19. 

"Ada beberapa yang berseberangan dengan pemerintah boro-boro berterima kasih kepada pemerintah, berterima kasih kepada rakyat aja enggak pernah dengar kita," kata Rahmad. 

Dia mengungkapkan, ada pihak yang menilai pengendalian Covid-19 di Indonesia berubah-ubah. Bahkan, ada yang menilai negara tidak mampu menjamin rakyatnya.

"Sekarang ketika rakyat bersama pemerintah bergotong royong terhadap pengendalian Covid-19 mereka kemana? Pada diam. Yang saya sayangkan adalah terus mengkritik untuk kepentingan sesaat, untuk kepentingan politik untuk berseberangan dengan pemerintah," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Perketat Protokoler Kesehatan

Padahal, Rahmad menilai, selama ini tidak sedikit negara lain, serta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengapresiasi penanganan Covid-19 di Indonesia. Namun, dia menganggap kritikan dari dalam negeri itu harus dijadikan semangat pemerintah bersama rakyat dalam mengendalikan Covid-19. 

"Barangkali memang sudah jadi pekerjaannya mengkritik pemerintah, meskipun itu sudah diapresiasi oleh negara lain, yang penting tidak kendor, tidak lengah, tidak berpuas diri, rakyat bersama pemerintah terus mengendalikan Covid-19 dan keberhasilan kita tularkan ke negara lain agar bisa disampaikan dan dilakukan di negara lain," katanya.

Adapun mengenai pelonggaran saat ini diharapkan bisa dipertanggungjawabkan dengan tetap menggunakan protokol kesehatan. Kemudian, tidak boleh euforia yang berlebihan dalam menyikapi penurunan kasus Covid-19 sekarang ini.

"Tetap waspada dan bersyukur pada Allah SWT, karena kehendaknya kasus bisa turun sedemikian cepat, tetapi itu tetap waspada saling mengingatkan, Prokes wajib kita gunakan, jangan lalai, jangan abai Prokes, itu syarat agar kasus tidak naik kembali," pungkasnya.