Tak hanya pesawat tanpa awak (drone) pengintai dan satelit, Israel juga diduga merekrut hewan liar sebagai mata-mata. Sudan menangkap seekor burung bangkai yang diyakini jadi bagian dari misi intelijen negeri zionis itu.
Sumber pemerintahan, seperti yang dilaporkan koran Alintibaha mengatakan, burung nasar itu dilengkapi dengan kamera yang dilengkapi GPS untuk mengambil sekaligus mengirim gambar ke Israel.
Di kaki burung itu juga terdapat label "Hebrew University Jerusalem" dan "Israel Nature Service" yang diengkapi nomor kontak seorang ahli ekologi burung Israel.
Namun seorang ahli ekologi burung Israel dari Otoritas Alam dan Taman Israel, Ohad Hatzofe membantah tuduhan Sudan. Ia mengatakan, burung bangkai yang bisa terbang hingga 600 kilometer dalam sehari, dipasangi GPS untuk mempelajari pola migrasinya, bukan untuk kegiatan mata-mata.
"Tuduhan Sudan tidak benar,"kata Hatzofe kepada CNN (11/12/2012). "GPS yang dipasang dalam burung itu hanya memberi informasi pada kami di mana ia berada. Tak ada yang lain."
Dia menambahkan, peralatan serupa juga dipakai di dunia untuk mendeteksi gerak dan pola migrasi hewan liar. Ada ratusan studi yang menggunakan teknologi tersebut pada kupu-kupu, penyu laut, hiu, dan paus.
Hatzofe juga menepis kemungkinan menjadikan burung bangkai sebagai agen rahasia. "Aku bukan ahli intelijen, tapi informasi apa yang bisa didapat dengan memasang kamera ke burung nasar? Anda tak bisa mengontrolnya. Ia bukan pesawat yang bisa dikirim ke mana saja sesuai yang dikehendaki," kata dia. "Apa untungnya menonton burung pemakan bangkai memakan jeroan unta mati misalnya?
Burung bangkai Griffon adalah hewan dilindungi di Timur Tengah, demikian menurut dosen Hebrew University Jerusalem, Ran Nathan. Ia mengaku dua mahasiswanya Roi Harel and Orr Spiegel, menandai lebih dari 100 burung bangkai, 25 di antaranya dilengkapi GPS sebagai bagian dari studi perilaku dan pergerakan burung muda.
Dia mengatakan, data GPS burung itu tak dikirim ke Israel namun ke situs pelacakan binatang, Movebank, di mana para ilmuwan di seluruh dunia bisa mengaksesnya.
Para ilmuwan Israel pertama tahu ada sesuatu yang tidak beres pada awal Desember, ketika sistem GPS menunjukkan burung pemakan bangkai berada di darat dan bergerak di sepanjang jalan di bagian barat Sudan. "Alamat email saya tercantum di label burung bangkai itu," kata dia kepada CNN. (Ein)
Sumber pemerintahan, seperti yang dilaporkan koran Alintibaha mengatakan, burung nasar itu dilengkapi dengan kamera yang dilengkapi GPS untuk mengambil sekaligus mengirim gambar ke Israel.
Di kaki burung itu juga terdapat label "Hebrew University Jerusalem" dan "Israel Nature Service" yang diengkapi nomor kontak seorang ahli ekologi burung Israel.
Namun seorang ahli ekologi burung Israel dari Otoritas Alam dan Taman Israel, Ohad Hatzofe membantah tuduhan Sudan. Ia mengatakan, burung bangkai yang bisa terbang hingga 600 kilometer dalam sehari, dipasangi GPS untuk mempelajari pola migrasinya, bukan untuk kegiatan mata-mata.
"Tuduhan Sudan tidak benar,"kata Hatzofe kepada CNN (11/12/2012). "GPS yang dipasang dalam burung itu hanya memberi informasi pada kami di mana ia berada. Tak ada yang lain."
Dia menambahkan, peralatan serupa juga dipakai di dunia untuk mendeteksi gerak dan pola migrasi hewan liar. Ada ratusan studi yang menggunakan teknologi tersebut pada kupu-kupu, penyu laut, hiu, dan paus.
Hatzofe juga menepis kemungkinan menjadikan burung bangkai sebagai agen rahasia. "Aku bukan ahli intelijen, tapi informasi apa yang bisa didapat dengan memasang kamera ke burung nasar? Anda tak bisa mengontrolnya. Ia bukan pesawat yang bisa dikirim ke mana saja sesuai yang dikehendaki," kata dia. "Apa untungnya menonton burung pemakan bangkai memakan jeroan unta mati misalnya?
Burung bangkai Griffon adalah hewan dilindungi di Timur Tengah, demikian menurut dosen Hebrew University Jerusalem, Ran Nathan. Ia mengaku dua mahasiswanya Roi Harel and Orr Spiegel, menandai lebih dari 100 burung bangkai, 25 di antaranya dilengkapi GPS sebagai bagian dari studi perilaku dan pergerakan burung muda.
Dia mengatakan, data GPS burung itu tak dikirim ke Israel namun ke situs pelacakan binatang, Movebank, di mana para ilmuwan di seluruh dunia bisa mengaksesnya.
Para ilmuwan Israel pertama tahu ada sesuatu yang tidak beres pada awal Desember, ketika sistem GPS menunjukkan burung pemakan bangkai berada di darat dan bergerak di sepanjang jalan di bagian barat Sudan. "Alamat email saya tercantum di label burung bangkai itu," kata dia kepada CNN. (Ein)