Sukses

RKS di Lombok Kecewa Disebut Pengganggu Kerja Sandiaga

Menurutnya, RKS ini sebagai bentuk dukungan Sandiaga untuk maju memimpin Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Relawan Kawan Sandi (RKS) kecewa disebut sebagai pengganggu kerja Sandiaga Salahudin Uno setelah deklarasi dukungan di Lombok Beberapa waktu lalu. Menurut seorang relawan Kawan Sandi, Ahmad Roji, deklarasi itu sebagai bentuk dukungan terhadap Sandiaga Uno untuk maju memimpin Indonesia.

“Jadi kalau dibilang mengganggu kita kecewa banget, karena apa yang kita lakukan adalah murni aspirasi arus bawah yang menghendaki perbaikan hidup,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (1/10/2021).

Oleh karenanya, dia bersama RKS Pulau Lombok menyatakan kecewa terhadap juru bicara Sandiaga Uno yang telah menuduh RKS sebagai pengganggu. "Atas itulah Kami RKS Pulau Lombok terdiri dari lintas profesi, suku, agama dan generasi mendorong Bapak Sandiaga Salahuddin Uno sebagai calon Presiden 2024," ujar dia.

Roji menegaskan, RKS Pulau Lombok bukanlah pejabat atau kumpulan masyarakat yang mampu. Melainkan masyarakat biasa dan ingin berjuang bersama Sandiaga. “Kami tidak memiliki ambisi jabatan ataupun yang lainnya,” tegasnya.

Oleh karenanya, Roji menyayangkan oknum Juru Bicara Sandiaga Uno yang tidak peka terhadap aspirasi Rakyat. Dia pun mempertanyakan legalitas status jubir tersebut.

"Hasil pengecekan kami ternyata yang bersangkutan mengangkat diri sendiri sebagai jubir tanpa Legalitas formal baik dari pribadi Sandiaga Uno maupun sebagai menteri," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Duga Ada Agenda Tersembunyi

Roji menduga kuat ada agenda tersembunyi agar bisa menjauhkan figur Sandiaga Uno dengan rakyat kecil. “Karena itu kami mendesak Bapak Sandiaga Uno Agar menjauhi benalu oknum jubir yang tidak peka terhadap aspirasi rAkyat. Karena ini parasit demokrasi,” tukas Roji.

Selain Roji, dekalator RKS Pulau Lombok, Rosa juga mengaku kecewa dengan apa yang diucapkan oknum jubir tersebut. Dia menegaskan, apa yang digaungkannya di Pulau Lombok adalah salah satu bentuk demokrasi.

“Kami cuma mau Sandiaga Uno jadi pemimpin, bukan jadi yang lain dan ini adalah hak kami sebagai rakyat yang tinggal di negara demokrasi,” tegasnya.

Dia mengungkapkan, Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, sehingga apa yang dilakukan oleh RKS Pulau Lombok adalah salah satu bentuk dari demokrasi. “Kami ingin suara kami didengar oleh Pak Sandi, kalau kami ini mendukung beliau,” pungkas Rosa.