Liputan6.com, Jakarta PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk (PT. CPI) menerima pengering jagung / mobile corn dryer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), di area gerbang utama ITB, Jalan Ganesha. Selain itu, diserahkan pula hasil uji coba dan manual book yang diserahkan oleh Bp. Dr. Ir. Toto Hardianto DEA sebagai perwakilan dari ITB dan diterima oleh Bp. Emier Shandy, VP Engineering & Teknolog untuk mewakili PT. CPI.Â
Perlu diketahui, pengembangan mobil pengering jagung ini merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya nota kesepahaman antara PT CPI dan ITB pada tanggal 17 Desember 2019, yang dilakukan oleh Presiden Komisaris PT. CPI, T. Hadi Gunawan dan Rektor ITB, Kadarsyah Suryadi.Â
Hal itu bertujuan untuk menemukan inovasi terbaru agar dapat membuat mobil pengering jagung yang bermanfaat dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani jagung Indonesia.Â
Advertisement
Rektor ITB pun menyambut hal tersebut dan menyadari kolaborasi antara industri dan kampus sangat diperlukan dalam berbagai pengembangan terutama dalam hal sektor teknologi, sehingga hasil penelitian kampus dapat dilihat hasilnya secara nyata.
Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, ITB sebagai salah satu kampus terkemuka di Indonesia, telah banyak mencetak mahasiswa – mahasiswa yang telah menjadi kader – kader perubahan di masyarakat dan telah banyak menghasilkan inovasi yang dapat dirasakan dengan nyata oleh masyarakat Indonesia, sebagai wujud Tri Dharma ke 2 yaitu Penelitian dan Pengembangan.
Mobil Pengering Jagung versi 2.6 hasil penelitian dan pengembangan dari Fakultas Teknik Mesin Dan Dirgantara (FTMD), Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika (STEI) merupakan salah satu contoh nyata yang dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh penggunanya dalam hal ini petani jagung.Â
Keunggulan pengering jagung versi 2.6
- Memiliki beberapa sensor seperti : Sensor kadar air dan sensor suhu yang memungkinkan pengoperasian secara otomatis
- Memiliki fasilitas timbangan untuk mengukur baik jumlah total ataupun debit jagung masuk
- Ada fitur Heat Reclaimer yaitu pemanfaatan udara sisa pendinginan yg bersuhu tinggi sebagai udara sekunder pembakaran
- Berkapasitas lebih besar dibanding versi sebelumnya yaitu dari 1 ton/jam menjadi 1.5 Ton/jam
- Konsumsi bahan bakar lebih rendah dibanding versi sebelumnya yaitu dari 1.7 liter/persen/ton menjadi 1.2 liter/persen/ton
- Pencatatan dan penyimpanan data operasional dengan system database memudahkan proses analisa dan pelaporan
Selama ini petani jagung merasakan kesulitan dalam penanganan pasca panen, dimana mereka selalu mengandalkan panas matahari sebagai pengering atau jika memungkinkan mereka harus membawa ke gudang tempat pengeringan jagung komersial, sehingga dengan adanya kesulitan ini membuat para petani tidak mempunyai banyak pilihan ketika harus menjual jagungnya dalam keadaan basah, hal ini membuat harga yang diterima petani menjadi tidak bisa optimal.
Dengan berbagai keunggulan mobil pengering jagung hasil rekayasa teknologi ini, PT. CPI sebagai konseptor dan pelaksana di lapangan dari mobil pengering jagung, berharap dapat memberikan nilai lebih kepada para petani jagung, yang juga merupakan mitra PT. CPI dalam menyuplai bahan baku utama pakan ternak unggas. Sehingga diharapkan kolaborasi Antara ITB & PT CPIÂ dapat memberikan kontribusi bagi pertanian jagung dan peternakan unggas di Indonesia.
Â
(*)