Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mendorong mahasiswa Universitas Udayana Bali turut memantau aliran yang dikucurkan pemerintah untuk dunia pendidikan.
Alex menyampaikan hal tersebut dalam kuliah umum bertajuk 'Pembangunan Budaya Integritas Melalui Pendidikan Antikorupsi' di Universitas Udayana, Bali, Selasa 5 Oktober 2021 kemarin.
Baca Juga
"Dana yang dikucurkan oleh pemerintah untuk pendidikan tinggi cukup besar. Kalau tidak diawasi dengan baik, dana tersebut disalahgunakan," ujar Alex dalam keterangannya, Rabu (6/10/2021).
Advertisement
Menurut Alex, mahasiswa harus turut serta menutup celah terjadinya tindak pidana korupsi di dunia pendidikan. Sebab, menurut Alex, jika korupsi dunia pendidikan terjadi, maka yang merugi adalah para pelajar dan mahasiswa.
"Yang jadi korban mahasiswa juga," kata Alex.
Alex mencontohkan salah satu korupsi yang bisa terjadi dalam dunia pendidikan, yakni pengadaan barang dan jasa. Seperti pengadaan alat laboratorium.
"Yang seharusnya dapat dibelikan alat yang bagus, karena korupsi dibelikan yang kualitasnya lebih rendah atau akurasinya tidak baik. Maka, yang dirugikan sesungguhnya adalah mahasiswa," kata Alex.
Pemahaman soal Antikorupsi
Rektor Universitas Udayana Nyoman Gede Antara sepakat akan pentingnya pembangunan budaya antikorupsi di kampus. Nyomam menyampaikan bahwa pemahaman antikorupsi tidak hanya penting untuk sivitas hukum saja, karena korupsi melibatkan banyak disiplin ilmu.
"Berbicara antikorupsi tidak bisa bicara dari satu fakultas saja. Bisa dari kalangan mana saja. Tidak mesti dari fakultas hukum saja, bisa jadi teknik, kedokteran, dan sebagainya. Ada relevansinya. Selama kita berinteraksi dengan KPK, kita ambil manfaat yang banyak. Pencegahan korupsi harus kita upayakan sedini mungkin," ujar Nyoman.
Advertisement