Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyebutkan tren popularitas Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengalami kenaikan.
Dalam survei itu, popularitas atau tingkat keterkenalan masyarakat terhadap Airlangga menyentuh angka 35 persen dari sebelumnya 26 persen pada Maret 2021 kemudian 28 persen pada Mei 2021.
Baca Juga
Menanggapi hasil riset tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, partainya masih solid mengusung Airlangga sebagai Calon Presiden 2024.
Advertisement
“Jadi sesungguhnya kami masih terus berpikir dan bersikap optimis calon kami bapak Airlangga Hartarto yang sudah merupakan keputusan Munas dan diperkuat di Rapimnas satu-satunya calon yang akan mendapatkan tiket dari Partai Golkar dan kami secara solid akan tetap mengusung beliau sebagai capres,” kata Nurul dalam acara Rilis survei SMRC berjudul Partai dan Tokoh Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024, Kamis (7/10).
Nurul menjelaskan, kenaikan popularitas Airlangga ini merupakan buah dari hasil kerja-kerja politik, baik itu dilakukan oleh partai maupun Airlangga sendiri.
“Artinya perlahan tapi pasti kinerja yang dilakukan baik oleh partai dan beliau sendiri sebagai individu yang mempunyai jabatan sebagai Menko bisa menaikan popularitasnya. Dan ini kami sangat syukuri walaupun sekarang masih di billboard, di jalan-jalan,” jelasnya.
Nurul menekankan, saat ini Airlangga masih fokus menjalankan tugas sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sehingga perhatiannya masih terfokus kepada upaya memulihkan ekonomi dan penanganan Covid-19.
Meskipun demikian, partainya tetap akan terus menyosialisasikan sosok Airlangga sebagai Capres kepada masyarakat.
“Kami memahami betul bahwa kita tidak ingin juga meng-abuse jabatannya hanya untuk mengkapitalisasi itu menjadi kenaikan untuk sebagai Capresnya itu. Namun demikian kita terus bekerja ya, tadi dikatakan juga tidak masuk memang dalam 5 besar dan dalam 3 besar apalagi. Tapi kami tetap tidak akan pesimis kita masih punya waktu 2,5 tahun,” ujarnya.
Nurul mengungkapkan, tahun ini memang partainya masih sebatas bekerja untuk menaikan popularitas. Namun, katanya, awal tahun depan (2022) menjadi waktu bekerja untuk menaikan elektabilitas Airlangga.
"Insyaallah tahun depan ketika beliau sudah lebih banyak waktu sebagai Ketua Umum partai untuk turun ke masyarakat, nah kami juga berharap bahwa ini akan berdampak selain popularitas tapi juga elektabilitasnya,” katanya.
Elektabilitas Capres
Tercatat dalam survei teranyar SMRC yang dilakukan 15-21 September 2021. Elektabilitas Prabowo dalam simulasi 15 nama mencapai 20,7 persen. Sementara Ganjar 19 persen dan Anies 14,3 persen.
Survei memiliki 1.220 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei itu kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Dalam simulasi pilihan tertutup 15 nama, Prabowo mendapatkan dukungan 20,7 persen, disusul Ganjar Pranowo 19 persen dan Anies Baswedan 14,3 persen," ujar Direktur Survei SMRC Deni Irvani.
Melihat trennya, Prabowo cenderung menurun. Prabowo dari 24,4 persen pada Mei 2021, menjadi 20,7 persen di September 2021.
Sementara, Ganjar mengalami kenaikan dari 15,7 persen pada Mei 2021 menjadi 19 persen. Kemudian tren elektabilitas Anies cenderung stagnan tetap 14,3 persen dibanding survei sebelumnya.
Sementara itu, SMRC mencatatkan elektabilitas Menparekraf Sandiaga Uno berada di posisi keempat dengan angka 6,5 persen. Elektabilitas politikus Gerindra itu menurun dari survei sebelumnya yang berada di angka 7,9 persen.
Pada urutan berikutnya tercatat elektabilitas Mensos Tri Rismaharini yaitu sebesar 4,6 persen.
Kemudian, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono berada di angka 4,5 persen. Angka ini naik dari 4,2 persen pada survei sebelumnya.
Sementara, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil elektabilitasnya pada September 2021 sebesar 4,4 persen. Turun dari 5,3 persen pada Mei 2021.
Tokoh lain yang tercatat elektabilitasnya dalam survei capres ini adalah; Menkopolhukam Mahfud MD 2 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 1,7 persen, Menkeu Sri Mulyani 1,5 persen, Ketua DPR Puan Maharani 1,4 persen, Menteri BUMN Erick Thohir 1 persen.
Selanjutnya, Kasad Jenderal Andika Perkasa 1 persen, Kepala BIN Budi Gunawan 0,6 persen, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto 0,5 persen, dan responden yang menyatakan tidak tahu 16,3 persen.
Advertisement