Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Arab Saudi telah membuka pintu bagi jemaah umrah asal Indonesia. Keputusan tersebut diumumkan usai Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menerima nota diplomatik dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta perihal pengaturan dimulainya kembali pelaksanaan umrah bagi jemaah Indonesia.
Selain itu, Komite khusus di Kerajaan Saudi Arabia sedang bekerja guna meminimalisasi segala hambatan yang menghalangi kemungkinan tidak dapatnya jemaah umrah Indonesia untuk melakukan ibadah tersebut.
Baca Juga
Cerita Zaskia Adya Mecca Umrah Bareng Anak-Anak, Dengar Kisah di Majidil Haram hingga Main di Pelataran Nabawi
Top 3 Islami: Amalan Sederhana tapi Pahalanya Lebih Baik dari Dunia Seisinya kata Syekh Ali Jaber dan UAS
Syekh Ali Jaber dan UAS Ungkap Amalan Sederhana tapi Pahalanya Besar, Lebih Baik dari Dunia Seisinya seperti Haji dan Umrah
"Di dalam nota diplomatik tersebut juga disebutkan bahwa kedua pihak dalam tahap akhir pembahasan mengenai pertukaran link teknis dengan Indonesia yang menjelaskan informasi para pengunjung berkaitan dengan vaksin dan akan memfasilitasi proses masuknya jemaah," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam press briefing, Sabtu 9 Oktober 2021.
Advertisement
Kementerian Agama (Kemenag) pun angkat bicara. Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, izin umrah untuk Indonesia menjadi modal positif untuk pelaksanaan ibadah haji ke depannya.
"Kalau umrah bisa berjalan baik, tidak banyak insiden, terkendali, protokolnya bagus, disiplin, ini jadi modal yang baik yang bisa kita bawa untuk mendapatkan izin dari pemerintah Saudi dalam melaksanakan ibadah haji," ujar Hilman, Minggu 10 Oktober 2021.
Ditegaskan Hilman, lampu hijau izin umrah yang diberikan pemerintah Arab Saudi untuk jemaah asal Indonesia merupakan hasil dari berbagai upaya pemerintah.
Berikut 5Â hal terkait Arab Saudi yang kembali izinkan jemaah asal Indonesia melakukan ibadah umrah dihimpun Liputan6.com:
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
1. Ditetapkan Melalui Nota Diplomatik
Otoritas Arab Saudi akan kembali menerima jemaah umrah dari Indonesia. Keputusan ini diumumkan setelah Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menerima nota diplomatik dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta perihal pengaturan dimulainya kembali pelaksanaan umrah bagi jemaah umrah Indonesia.
Selain itu, Komite khusus di Kerajaan Saudi Arabia sedang bekerja saat ini guna meminimalisir segala hambatan yang menghalangi kemungkinan tidak dapatnya jemaah umrah Indonesia untuk melakukan ibadah umrah.
"Di dalam nota diplomatik tersebut juga disebutkan bahwa kedua pihak dalam tahap akhir pembahasan mengenai pertukaran link teknis dengan Indonesia yang menjelaskan informasi para pengunjung berkaitan dengan vaksin dan akan memfasilitasi proses masuknya jamaah," ujar Menlu Retno Marsudi dalam press briefing, Sabtu 9 Oktober 2021.
Menlu Retno juga menambahkan bahwa nota diplomatik tersebut mempertimbangkan untuk menetapkan masa periode karantina selama 5 hari bagi para jamaah umrah yang tidak memenuhi standar kesehatan yang dipersyaratkan.
Â
Advertisement
2. Kemlu, Kemenag, dan Kemenkes Terus Berkoordinasi dengan Arab Saudi
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Kesehatan terus melakukan koordinasi dengan otoritas terkait di Kerajaan Saudi Arabia mengenai kebijakan baru membuka pintu untuk jemaah umrah asal Indonesia.
"Saya sendiri telah melakukan koordinasi dan komunikasi baik dengan Pak Menteri Kesehatan maupun dengan Pak Menteri Agama. Sebagaimana teman-teman ketahui bahwa pertemuan saya terakhir dengan Menteri Luar Negeri Saudi Arabia terjadi di sela-sela pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ke-76 di New York," tutup Menlu Retno.
Â
3. Jadi Modal Positif untuk Pelaksanaan Haji
Pemerintah Kejaraan Arab Saudi telah membuka pintu bagi jemaah umrah asal Indonesia. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian (Kemenag) Hilman Latief mengatakan, izin umrah untuk Indonesia menjadi modal positif untuk pelaksanaan ibadah haji ke depannya.
"Kalau umrah bisa berjalan baik, tidak banyak insiden, terkendali, protokolnya bagus, disiplin, ini jadi modal yang baik yang bisa kita bawa untuk mendapatkan izin dari pemerintah Saudi dalam melaksanakan ibadah haji," ujar Hilman wartawan, Minggu 10 Oktober 2021.
Â
Advertisement
4. Protokol Kesehatan Tetap Dilakukan
Hilman berharap pelaksanaan umrah nantinya bisa berjalan lancar. Dia pun mengajak agar sama-sama berusaha dan mendoakan pelaksanaan umrah itu berjalan lancar.
"Informasinya adalah pintu umrah baru akan dibuka dan ada penyesuaian-penyesuaian prosedur protokol yang berlaku. Kenapa? Karena ini umrah di masa pandemi," terang dia.
Hilman mengatakan ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi, khususnya protokol kesehatan.
"Jadi sebetulnya umrahnya terbuka, tapi protokolnya memenuhinya bagaimana. Kira-kira itu poin pentingnya," ucap Hilman.
Â
5. Lampu Hijau Hasil Kerja Sama Berbagai Pihak
Hilman menjelaskan, lampu hijau yang diberikan Arab Saudi untuk jemaah umrah asal Indonesia itu merupakan hasil dari berbagai upaya Pemerintah Indonesia.
"Upaya diplomatik tetap berjalan, upaya berkomunikasi dengan kementerian di Saudi berjalan, dan tren di Indonesia juga mempengaruhi atau ikut serta mempengaruhi pandangan pemerintah Saudi tentang situasi Covid-19 di Indonesia," kata dia.
Hilman menambahkan, jika kasus Covid-19 menurun atau pandeminya semakin kecil, maka itu menjadi alat negosiasi dan alat untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Indonesia di luar negeri lebih kuat.
Dia melanjutkan pemberangkatan pertama umrah bisa dilakukan kalau Pemerintah Saudi sudah mengeluarkan panduan teknisnya.
"Termasuk juga panduan teknis dari Pemerintah Indonesia, protokolnya. Ini adalah kesepakatan antara dua negara yang harus sepakat, mekanisme pelaksanaannya seperti apa, ya protokolnya yang digunakan bagaimana, ya panduannya seperti apa, panduan kesehatan sistemnya seperti apa, nah ini kan saling terkait," terang Hilman.
Sehingga, kata dia, bukan hanya pemberangkatan jemaah umrah yang perlu dipikirkan.
"Tapi ini terkait dengan sistem yang digunakan untuk menjaga keamanan dari para jemaah," pungkas Hilman.
Advertisement