Sukses

Polisi Tanggung Medical Check Up Berkala Mahasiswa yang Dibanting Saat Demo

Kapolresta Tangerang memastikan, mahasiswa MFA telah menjalani pengecekan kesehatan di rumah sakit usai dibanting aparat kepolisian. Hasil pemeriksaan tidak ada kondisi patah tulang.

Liputan6.com, Jakarta Kesehatan MFA, mahasiswa yang menjadi korban banting oknum polisi Brigadir NP, bakal diperiksa secara berkala di rumah sakit. Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro mengaku, bakal menanggung seluruh biaya pemeriksaan berkala tersebut, sampai dokter benar-benar memastikan tidak ada keluhan sakit lagi dari korban.

"Pasti (cek kesehatan secara berkala). Hari ini dari urusan kesehatan dari pihak Polres Kota Tangerang, kemudian dari keluarga korban akan sama-sama ke rumah sakit untuk mengambil hasil foto rotgen dan koordinasi pihak dokter," kata Wahyu Sri Bintoro, Kamis (14/10/2021).

Dia menyebut, akan terus melakukan koordinasi dengan pihak keluarga kaitan dengan kondisi mahasiswa yang dibanting petugas. "Kita perbarui terus kondisi korban pascakejadian itu dan saya siap bertanggung jawab," ujar Wahyu.

Dia memastikan, sebelumnya mahasiswa MFA telah menjalani pengecekan kesehatan di rumah sakit. Hasil dari pemeriksaan tidak ada kondisi patah tulang atau faktur.

"Kemarin sudah kita periksa dan keterangan dari dokter, yang bersangkutan tidak ada kondisi faktur, patah atau retak, hanya tensinya saja yang tinggi 130," ungkah Wahyu.

Mahasiswa MFA mendapati tindak kekerasan dengan cara dibanting oleh brigadir NP. Perlakuan itu didapatnya saat aksi unjuk rasa dalam rangka HUT Kabupaten Tangerang berujung kericuhan.

2 dari 2 halaman

Meminta Maaf

Oknum polisi pelaku pembanting mahasiswa pendemo yang melakukan demo saat HUT Kabupaten Tangerang, meminta maaf kepada korban dan keluarganya secara terbuka. Di hadapan awak media dan juga ayah kandung korban, MFA (20), Brigadir NP meminta maaf.

"Saya meminta maaf kepada Mas Fariz, atas perbuatan saya. Dan saya siap bertanggung jawab atas perbuatan saya. Sekali lagi saya meminta maaf atas berbuatan saya, kepada keluarga, dan saya siap bertanggung jawab," kata Brigadir NP di Mapolresta Tangerang, Rabu (13/10/2021).

Permintaan maaf tersebut langsung ditutup dengan salaman antara Brigadir NP dan korban MFA. Kemudian NP memeluk MFA sembari terus membisikkan permintaan maaf.

Sementara selama permintaan maaf tersebut, MFA terus memegang leher sebelah kanan dan kirinya. Dia tampak melakukan pijitan kecil untuk meredakan rasa sakit yang masih dirasanya.

Permintaan maaf Brigadir NP pun disambut MFA. "Sebagai sesama manusia, saya memaafkan," ujar MFA.

Sebelumnya, para mahasiswa menggelar aksi bertepatan dengan HUT ke 389 Kabupaten Tangerang. Mereka menyampaikan aspirasi berupa kritikan terhadap Peraturan Bupati nomor 47 tahun 2018 tentang jam operasional angkutan tambang yang dianggap tidak terealisasi dengan baik.

Awalnya aksi protes mahasiswa tersebut berjalan lancar, namun berbeda ketika mahasiswa memaksa masuk ke kantor Bupati Tangerang ingin menyampaikan aspirasi. Aksi tersebut pun memancing bersitegang dengan aparat gabungan yang berjaga di lokasi.